indopos.co.id – Pandemi COVID-19 membuat masyarakat harus mengurangi kontak dengan orang lain. Akibanya, semua kegiatan dilakukan daring atau (online). Mulai dari bekerja, belajar, hingga berbelanja kebutuhan pun dilakukan dengan cara daring (dalam jaringan). Guna menghindari kepenatan, banyak cara bisa dilakukan. Mulai dari bercocok tanam, berternak, berolahraga dan kegiatan bermanfaat lain.
Namun untuk pria asal Kota Depok satu ini, hobi bermain dan membuat pesawat remote control jenis aeromodelling jadi pilihan. Bermain aeromodelling itu yang dilakukan Puguh Satria, 48, untuk menghilangkan kejenuhan selama masa WFH (work from home) yang diberlakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona.
Meski bukan hobi baru, tapi semasa Pandemi COVID-19 ini, menurut pria yang berdomisili di Jalan Karet, Kelurahan Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, itu makin dirinya makin aktif dan kreatif bermain aeromodelling.
”Bermain aeromodelling itu serasa pilot kepada INDOPOS, Puguh telah menyukai permainan aeromodelling sejak 2005. Perkenalannya, dengan permainan rancang dan rakit pesawat remote control ini terjadi saat dirinya mengunjungi salah satu temannya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Saat itu ia melihat beberapa pemuda sedang bermain pesawat remote control di sebuah lapangan terbuka.
”Saya lihatnya asyik sekali memainkan aeromodelling. Seperti pesawat benaran, dan bermain di lapangan terbuka. Dari sini saya melihat keseruan lalu tertarik,” katanya saat dijumpai di kediamannya, Jumat (23/10/2020).
Karena penasaran, lanjut Puguh, dirinya pun lantas mencari tahu harga sebuah pesawat aeromodelling. Kata dia, untuk aeromodelling yang menggunakan mesin berbahan bakar minyak harga satu unitnya sampai Rp4 juta. Sedangkan untuk bermesin dinamo dengan suplai bahan bakar baterai berkisar Rp1 juta.
”Nah karena saya suka, ya waktu itu beli yang murah aja. Toh sama saja kok pola mainnya, hanya menerbangkan pesawat ini ke udara. Setelah itu baru kita belajar membuat pesawatnya bermanuver seperti apa yang kita tentukan sendiri,” paparnya.
Diakui Puguh juga, bermaian aeromodelling di tengah kondisi pandemi corona cukup memberikan hiburan tersendiri. Sebab, selama Pandemi COVID-19 memberinya waktu bermain pesawat remote control ini lebih banyak.
”Selama pemberlakukan PSBB, saya banyak menyelesaikan pekerjaan kantor dari rumah. Mulai pagi hingga siang. Sisanya, pukul 14.00 – 16.00 WIB saya bisa bermain aeromodelling. Sebelum corona, paling bisanya hanya hari libur. Saya main sama teman-teman penyuka aeromodelling yang ada di sekitaran rumah,” paparnya.
Sejak jatuh cinta dengan aeromodelling, Puguh pun memiliki enam pesawat remote control tersebut. Mainan itu bukan hanya dia beli tapi ada juga yang dirakit dengan tangannya sendiri. ”Tinggal beli sparepartnya. Selain itu, bentuknya saya desain sendiri,” cetusnya.
Hingga kini, bermain aeromodelling dia gunakan untuk menghibur diri di tengah kepenatan bekerja. ”Kadang kalau ada yang rusak saya perbaiki sendiri. Mirip mekanik pesawat sungguhan. Cuma dua pesawat yang saya beli, sisanya buat sendiri,” katanya.
”Ya kalau buat sendiri kan bisa bentuk pesawatnya sesuai keinginan kita,” sambungnya.
Menurutnya juga, ada kepuasan tersendiri bermain aeromodelling. Yakni dapat membuat seseorang menjadi pilot pesawat terbang karena bisa mengendalikan pesawat di udara. Lebih lanjut Puguh menuturkan, tingkat kesulitan dalam menerbangkan pesawat aeromodelling saat hendak mengudara melawan angin yang bertiup kencang.
Untuk menguasai permainan ini, seorang pecinta aeromodelling harus belajar membaca arah angin. Selain itu juga, seorang pemain aeromodelling harus menerbangkan pesawatnya membelakangi matahari. ”Kalau sudah punya jam terbang yang tinggi pasti mudah menerbangkannya. Untuk pesawat aeromodeling, terpenting menerbangkannya tidak lebih dari 120 meter dan jauhnya100200 meter,” tuturnya.
Wujudkan Imajinasi, Bikin Model Pesawat Sendiri
Tidak puas jadi pemain, Puguh Satria pun mencoba membuat pesawat aeromodelling sendiri. Itu dilakukannya untuk mewujudkan imajinasinya membuat pesawat sesuai dengan yang dia inginkan.
Berbekal ilmu otodidak, Puguh berhasil membuat pesawat aeromodellingnya sendiri. ”Ya masa, buatan pabrikan atau orang lain saja pesawat aeromodelling yang kita gunakan. Harus kreatif. Karena bosan dengan modelnya itu-itu saja, makanya saya cari tahu bagaimana membuat dan merakit sampai memperbaiki mainan ini,” ujarnya.
Setelah beberapa kali gagal, akhirnya Puguh mengaku bisa membuat pesawat aeromodelling sendiri. ”Tentu ada kebanggan tersendiri,” tegas Puguh.
Setelah mendapatkan ilmu membuat aeromodelling, sambungnya, pada 2015 perakitan mainan ini dilakukan. Dari sana pria paruh baya ini berhasil menciptakan 125 model aeromodelling. Berbekal bahan dasar seperti polyfoam, styrofoam, balsa, hingga carbon fiber, yang dibelinya dengan cara online, dirinya pun dapat mewujudkan pesawat yang diinginkan.
”Untuk rancangan khusus saya gunakan sendiri. Nah kalau rancangan umum pasti saya jual, biar kembali modal juga. Alhamdulilah ada saja warga yang ingin beli aeromodelling buatan saya,” ungkapnya.
Bapak tiga anak ini mengakui, aeromodelling buatannya itu pun telah dijual ke luar kota hingga luar pulau. Adapun bandrol harga pesawat remote control besutannya berkisar Rp2,5 juta sampai Rp5 juta/unit. Kata Puguh, yang membedakan harga pesawat buatannya itu adalah jenis charger, remote, dan baterai.
”Kalau mau yang bagus ya pasti bahan bakunya juga mahal. Saya menjual secara online. Kalau ada yang mau beli barang langsung saya kirim. Bersyukurlah bisa nambah uang belanja di rumah, tahu sendiri sekarang ini perekonomian kita bagaimana,” cetusnya.
Tidak hanya sekadar membuat dan menjual, Puguh menambahkan, dirinya juga tidak sungkan membagikan keterampilan membuat dan merakit pesawat aeromodelling di YouTube pribadinya.
Menurutnya juga, dengan berbagi ilmu itu dirinya akan banyak mendapatkan teman baru sesama pencinta pesawat aeromodelling. Artinya, dia pun tak akan kesulitan mendapatkan bahan baku dalam membuat pesawat remote control karena banyak teman.(cok)
Credit: Source link