“Masalah chip semikonduktor itu permasalahan global dan apakah produksi kami terhambat oleh karena chip? Sekarang seperti kita ketahui produksi itu di kami dilakukan dengan full capacity dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada,” ujar Billy dalam acara virtual, Kamis (10/6).
“Jadi intinya kami melakukan produksi secara full dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada dan ketersediaan parts dari pemasok. Maksudnya apa? Kalau itu ada masalah di satu model, itu kita bisa alokasikan produksi di model yang lain, dan itu kita lakukan dengan full capacity production,” tambah dia.
Terkait adanya inden kendaraan di sejumlah daerah, Billy mengatakan hal tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh kelangkaan semikonduktor, melainkan akibat tingginya permintaan konsumen pascapemberlakuan diskon pajak Penjualan atas barang Mewah (PPnBM) yang digulirkan pemerintah.
“Jadi bukan karena semata-mata problem chip ini ya indikatornya, jadi memang permintaan dari konsumen itu yang sangat tinggi setelah relaksasi PPnBM dan kami harus terus menyesuaikan,” kata dia.
Lebih lanjut, Billy mengatakan permasalahan kelangkaan semikonduktor tidak hanya menerpa industri otomotif saja, tetapi juga sejumlah sektor industri lainnya, termasuk elektronik.
Dia mengatakan, HPM akan terus memantau perkembangan kelangkaan semikonduktor ini. Namun demikian, dia memastikan produksi Honda di Tanah Air tetap berjalan optimal.
Baca juga: Bosh resmikan pabrik chip baru di Jerman
Baca juga: TMC hadirkan prosesor canggih baru untuk mobil
Baca juga: Jepang sediakan 19 miliar yen untuk proyek chip
Pewarta: F017
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link