Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (Foto: AFP)
Jakarta – Sempat meredam beberapa bulan, hubungan Amerika Serikat dan Korea Utara kembali memanas usai Korut menolak proposal AS tentang denuklirisasi, yang dinilai sebuah pemaksaan.
Sebelumnya AS telah membuat proposal spesifik untuk memulai dan melanjutkan ke titik akhir denuklirisasi sepenuhnya diverifikasi, termasuk batas waktu realisasi proposal tersebut.
Washington telah mengaitkan pencabutan sanksi-sanksi terhadap Pyongyang dengan denuklirisasi penuh dan dapat diverifikasi oleh Korea Utara yang bersikeras sanksi akan dihapus terlebih dahulu sebelum mengambil langkah lebih lanjut.
Seorang pejabat dengan pengetahuan yang mendalam tentang posisi Korea Utara dalam masalah ini yang mengatakan bahwa perundingan terus menerus antara AS dan Korea Utara bergantung pada keinginan Washington untuk membuat langkah berani dan menyetujui perjanjian damai dengan Pyongyang.
Korea Utara mengatakan AS mengayunkan kembali janji-janjinya. Korea Utara mengeluarkan pernyataan di PBB pada Kamis, bersikeras bahwa unsur-unsur pemerintah AS tidak mengikuti semangat dialog yang dibentuk selama KTT Kim-Trump Singapura.
Menurut pernyataan itu, sementara Pyongyang telah mengambil langkah-langkah denuklirisasi praktis seperti menghentikan uji nuklir dan uji coba ICBM dan langkah-langkah luas seperti repatriasi Perang Korea AS tetap. Namun AS menanggapi hal tersebut dengan menghasut sanksi internasional dan tekanan terhadap Korea Utara.
Dilansir PressTV, Korea Utara pada Kamis mengecam seruan AS untuk memberlakukan sanksi internasional dan mengatakan kemajuan janji denuklirisasi tidak dapat diharapkan jika Washington mengikuti naskah akta yang ketinggalan jaman.
Pyongyang telah mendesak Washington untuk mengambil tindakan timbal balik untuk isyarat niat baik.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39236/Hubungan-AS-dan-Korea-Utara-Kembali-Memanas/