JAKARTA, KRJOGJA.com – Astra tsejak empat dekade lalu telah berkomitmen mendukung pengembangan masyarakat serta lingkungan melalui kontribusi sosial baik secara langsung maupun melalui 9 yayasan di bawahnya.
Termasuk Yayasan Dharma Bhakti
Astra (YDBA) yang didirikan Pendiri Astra, William Soeryawidjaya tepatnya 2 Mei 1980 dengan fokus pada pembinaan UMKM di tanah air.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas usia perjalanan tersebut, Selasa (17/5) YDBA menyelenggarakan Syukuran HUT ke-42 di Galeri UKM YDBA, Jakarta. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Kolaborasi YDBA dengan Politeknik Astra dalam pembinaan
UMKM Manufaktur yang diharapkan dapat mendukung UMKM agar tumbuh dan mandiri.
Kolaborasi tersebut sejalan dengan tema HUT ke-42 tahun YDBA, yaitu
“Semangat Kolaborasi, Tumbuh Bersama UMKM”. Semangat kolaborasi ini konsisten YDBA gaungkan sejak tahun 2021. Sejak tahun tersebut hingga saat ini YDBA telah berkolaborasi dengan 15 stakeholder, baik dari perusahaan besar, asosiasi maupun Lembaga Pendidikan.
Hingga saat ini juga YDBA telah menjalin hubungan yang sangat erat dalam pembinaan UMKM dengan
pemerintah baik pusat maupun daerah, antara lain Kementerian Koperasi dan UKM RI, Kementerian Perindustrian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta Kementerian Keuangan. Semangat tersebut tentu dilakukan
untuk mendukung cita-cita Astra “Sejahtera Bersama Bangsa”.
Syukuran HUT YDBA dihadiri oleh Direktur Astra yang juga Ketua Pembina YDBA Gita Tiffany Boer; Ketua Pengawas YDBA Lina Djafar; Ketua Pengurus YDBA Sigit P. Kumala dan anggota pengurus lainnya; Advisor YDBA Tonny Sumartono; Wakil
Direktur I Politeknik Astra Tonny Pongoh dan Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra – Michael D. Ruslim (YPA-MDR), Herawati Prasetyo.
“Astra melalui YDBA terus berupaya menjalankan perannya sejalan dengan cita-cita Astra “Sejahtera Bersama Bangsa” dan butir pertama Catur Dharma Astra, yakni menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Astra mendirikan YDBA
dengan harapan, dapat menjadi pohon yang rindang bagi UMKM yang berteduh di bawahnya”, ujar Gita Tiffany Boer dalam sambutannya.
Dia juga menyampaikan, hingga saat ini Astra yang genap berusia 65 tahun, telah berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa. Filosofi Catur Dharma Astra selalu berfokus pada penguatan kontribusi Astra kepada masyarakat dan bangsa.
“YDBA menjadi bagian dari kontribusi sosial berkelanjutan Astra, khususnya Astra untuk Indonesia Kreatif yang diharapkan dapat terus mendukung UMKM Indonesia dalam mengembangkan usahanya.”
Kontribusi YDBA dalam membina UMKM merupakan bagian dari Community Development, aspirasi ke-9 dari Astra 2030 Sustainability Aspirations. Melalui Community Development, Astra bercita-cita untuk menjangkau 2,5 juta orang pada
2030 melalui pembinaan masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan guna meningkatkan kontribusi Astra terhadap pembangunan dan
pertumbuhan Indonesia.
Melalui program pembinaan YDBA, Astra telah memberikan pembinaan kepada lebih dari 12.000 UMKM di bidang manufaktur, bengkel, kerajinan & kuliner serta pertanian dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 71.522 orang.
Demonstrasi Pembuatan Produk & Sharing UMKM dalam HUT ke-42 YDBA Sebagai rangkaian HUT ke-42, YDBA juga menghadirkan 2 UMKM binaan YDBA dari bidang Manufaktur, yaitu UD Aneka Loyang dan UMKM Kuliner, Nihar Chaniago.
Dalam momen ini UD Aneka Loyang berkesempatan untuk melakukan demonstrasi pembuatan produk Loyang yang saat ini banyak diminati oleh pasar lokal maupun internasional. Saat ini melalui kolaborasi YDBA dan merchant Toko Pasti Puas, produk UD Aneka Loyang telah berhasil memasuki pasar ASEAN sejak 2020 dengan
kenaikan omset hingga 300%. Dalam perjalanan kolaborasi tersebut, UD Aneka Loyang yang dirintis oleh Nuryaman melakukan inovasi dalam proses produksi dengan mengoptimalkan mesin roll untuk memudahkan dan memastikan produk sesuai dengan standar quality, cost, delivery (QCD) yang dibutuhkan customer.
Sedangkan, Nihar Chaniago dalam HUT YDBA ini berbagi cerita mengenai perjalanan bisnisnya yang dimulai dengan usaha sepatu kulit dengan nama DeMonte. Kondisi pandemi yang menjadikan omsetnya turun sebesar 75%, memaksa Miske, pemilik Nihar Chaniago untuk melakukan inovasi. Melihat peluang dan tren pasar di masa pandemi, Miske membuat inovasi dengan mendirikan Nihar Chaniago, usaha kuliner yang fokus dalam pembuatan rendang kemasan dengan bumbu rempah yang khas tanpa pengawet.
Tak disangka, produk tersebut sangat diminati konsumen, bahkan
per harinya bisa mendapatkan pesanan hingga 10 kilogram. Saat ini, produk rendang hasil inovasi Miske memiliki berbagai varian, antara lain rendang daging, rendang hati, paru, jengkol, kentang dan kacang. (*)
Credit: Source link