JawaPos.com – Indonesia Corruption Watch (ICW) mengomentari pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron yang mencari alasan tidak hadir dalam panggilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). ICW menilai, penjelasan Nurul Ghufron berkaitan dengan panggilan Komnas HAM terlalu berbelit-belit dan tidak menyasar substansi persoalan.
“Mestinya selaku pejabat publik dan penegak hukum, seluruh Pimpinan KPK menghargai serta memenuhi panggilan Komnas HAM,” kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangannya, Jumat (11/6).
Pernyataan Ghufron yang mempertanyakan pelanggaran HAM Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) juga sangat absurd. Betapa tidak, selama satu bulan terakhir sudah terlalu banyak kesaksian 75 pegawai KPK nonaktif perihal pertanyaan yang diajukan saat mengikuti TWK.
“Mayoritas pertanyaan yang diajukan tidak relevan, menyinggung ranah pribadi, bahkan melecehkan perempuan,” cetus Kurnia.
Dia menyebut, jika kesaksian itu belum cukup bagi Pimpinan KPK, maka lebih baik lima orang tersebut, terutama Firli Bahuri, mengadakan nonton bareng film EndGame produksi Watchdoc Documentary agar mereka memahami melihat permasalahan TWK.
“Maka dari itu, ICW mendesak agar Pimpinan KPK tidak bersembunyi atau kabur dari permasalahan TWK yang jelas dan terang benderang telah melanggar HAM 75 pegawai. Jika kemudian panggilan selanjutnya tidak juga datang, maka lebih baik mereka berlima mengundurkan diri saja sebagai Pimpinan KPK,” ungkap Kurnia.
Editor : Kuswandi
Reporter : Muhammad Ridwan
Credit: Source link