JawaPos.com – Pemahaman masyarakat Indonesia terkait literasi keuangan masih rendah. Meski demikian, Founder & Head of Community Indonesia Financial Advisor Community (IFAC) Vicko Hadian optimistis hal tersebut berangsur-angsur mulai mengalami peningkatan.
Di masa pandemi, seperti sekarang ini orang dipaksa untuk lebih memahami bagaimana tata cara manajemen keuangan. Dengan kondisi ini, masyarakat pun mulai aware akan hal tersebut dan berinisiatif untuk dapat memahami pengelolaan keuangan lebih jauh.
“Literasi keuangan di Indonesia saat ini masih ada kekurangan, namun progresnya sangat baik, artinya dengan informasi media sosial berdampak kepada masyarakat yang keingintahuannya tinggi (soal keuangan), sehingga meningkat (literasi keuangan),” ungkapnya kepada JawaPos.com, Rabu (6/1).
IFAC sendiri juga ikut berkontribusi pada peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat dan berkomitmen untuk lebih meningkatkannya lagi. Untuk itu, IFAC dalam beberapa tahun ini terus menjalankan beberapa program yang menyangkut tata kelola keuangan.
Salah satunya program yang dilakukan adalah Gerakan Keluarga Indonesia Aset 1 Miliar, dari kemunculan gerakan ini, semua keluarga Indonesia diharapkan dapat memiliki minimal aset Rp 1 miliar melalui asuransi jiwa agar keluarga Indonesia terhindar dari bencana keuangan keluarga.
“Gerakan ini sudah kita luncurkan sejak 2016 dan kita melihat progresnya positif dan respon masyarakat juga bagus dan mulai memahami tentang risk management,” tutur dia.
Kemudian, terdapat juga program Beasiswa Pendidikan Certified Financial Planner (CFP) untuk mencari bibit-bibit baru para perencana keuangan professional berskala internasional. Di mana setelahnya mereka dapat berkontribusi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
Program Beasiswa di buka pada awal Januari di tutup pada bulan Juni setiap tahunnya. “Kita menyelenggarakan beasiswa, jadi orang-orang yang benar-benar ingin menjadi perencana keuangan, kita kasih beasiswa untuk gelar profesi sampai CFP,” jelas dia.
Program lainnya adalah Pelatihan Gelar Profesi, kegiatan edukasi di tengah masyarakat ini adalah salah satu metode training masa kini tentang pola perubahan kehidupan keuangan yang dapat membantu merubah pola pikir bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia terkait pentingnya perencanaan keuangan masa depan.
“Kita menyelenggarakan pendidikan di masyarakat, jadi ketika ada masyarakat ingin punya gelar profesi, seperti Associate Wealth Planner (AWP), Qualified Wealth Planner (QWP), CFP dan Registered Financial Planner (RFP). Kita menyelenggarakan pelatihannya juga kepada mereka yang benar-benar mau menjadi perencana keuangan,” terang Vicko.
Bukan hanya untuk memberikan edukasi soal keuangan saja, melainkan juga mengajak masyarakat berinvestasi. Tentu hal ini tidak mudah, namun harus dilaksanakan demi kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
“Literasi kita naikin, tetapi produk keuangan mereka tidak membeli. Kadi, mereka mengerti asuransi, tapi sayangnya mereka tidak membeli. Oleh sebab itu, kami di komunitas menyarankan mereka untuk membeli produk yang cocok bagi masyarakat, masyarakat mengerti dan tidak asal-asalan, jangan investasi bodong,” tambahnya.
“Mereka mengerti saham, reksadana, obligasi, beberapa jenis portfolio investasi, tetapi tidak hanya mengerti saja, mereka harus mengeksekusinya supaya tujuan keuangannya dia. Misalnya untuk pendidikan anak atau jangka pendek atau jangka panjang tercapai,” sambung dia.
Adapun untuk bisa bergabung menjadi anggota IFAC, beberapa syarat harus dipenuhi. Seperti mempunyai minimum 1 gelar profesi keuangan (AWP, QWP, AEPP, RFP, CFP) atau dapat digantikan dengan Gelar Pendidikan Umum setara S2. Mempunyai Visi dan Misi yang sama untuk melakukan literasi keuangan dan inklusi keuangan ke masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga dapat menjadi Sahabat IFAC yang merupakan relawan yang sudah lulus verifikasi oleh pengurus komunitas, syarat minimum pendidikan adalah setara SMA, tidak di syaratkan memiliki gelar profesi keuangan serta mempunyai visi dan misi yang sama untuk melakukan literasi keuangan saja ke masyarakat.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link