JawaPos.com – Harga emas memperpanjang kenaikannya untuk hari kedua beruntun pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didukung oleh penurunan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah data menunjukkan penjualan ritel AS secara tak terduga terhenti pada April.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak USD 14,1 atau 0,77 persen menjadi ditutup pada USD 1.838,10 per ounce. Sehari sebelumnya, Kamis (13/5), emas berjangka menguat USD 1,2 atau 0,07 persen menjadi USD 1.824,00.
Sebelumnya, harga emas berjangka anjlok USD 13,3 atau 0,72 persen menjadi USD 1.822,8 pada Rabu (12/5), setelah turun USD 1,5 atau 0,08 persen menjadi USD 1.836,10 pada Selasa (11/5). Setelah pada Senin (10/5) mengalami kenaikan USD 6,3 atau 0,34 persen menjadi USD 1.837,60.
Dolar dan imbal hasil riil “perlu tetap mendukung emas untuk naik dalam waktu dekat,” kata Suki Cooper, seorang analis di Standard Chartered.
“Kecuali koreksi jangka pendek, Fed yang dovish dan ekspektasi inflasi yang meningkat kemungkinan akan menjaga risiko harga emas cenderung meningkat selama tahun ini,” lanjutnya dikutip dari Antara, Sabtu (15/5).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun, mendukung daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya juga merosot 0,4 persen, membuat emas lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Credit: Source link