Rencana itu awalnya ingin diterapkan pada tahun ini, namun menuai protes dari para pabrikan otomotif di India. Padahal, pemerintah India menerapkan aturan itu guna meninimalisir angka fatalitas kecelakaan di jalan raya.
Baca juga: Kia tarik lebih 400 ribu kendaraan di AS karena masalah kantung udara
“Mempertimbangkan kendala rantai pasokan global yang dihadapi industri otomotif dan dampaknya terhadap skenario makroekonomi, aturan tersebut akan diterapkan mulai Oktober 2023,” kata Menteri Transportasi dan Jalan Raya India Nitin Gadkari seperti dilaporkan Reuters, Jumat.
Maruti Suzuki adalah salah satu pabrikan yang tidak langsung setuju dengan rencana regulasi itu. Alasannya, aturan itu akan menaikkan harga mobil yang berpotensi mengurangi daya beli konsumen.
Di India, pasar mobil terbesar keempat di dunia, sebagian besar mobil dijual dengan harga di bawah 15.000 dolar (Rp228 juta). Rata-rata mobil yang dijual di sana hanya memiliki dua kantung udara yakni satu pada pengemudi dan satu lagi pada penumpang depan.
Pemerintah India memperkirakan menambahkan empat airbag tidak akan memakan biaya besar, atau hanya 75 dolar (Rp1,1 juta). Namun, penyedia data pasar mobil JATO Dynamics memperkirakan dapat meningkatkan biaya hingga 231 dolar (Rp3,5 juta).
“Keselamatan semua penumpang yang bepergian dengan mobil, terlepas dari biaya dan variannya adalah prioritas utama,” kata Gadkari.
Baca juga: Kia tarik kembali 105 ribu mobil Rio di Rusia
Baca juga: Chery Tiggo 7 Pro dilengkapi fitur keamanan “Guard Rings 6 Airbag”
Baca juga: GM “recall” 2.600 SUV karena airbag yang bisa meledak
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link