Indonesia in Memory, Konser perdamaian Papua
Jakarta, Jurnas.com – Komposer sekaligus pianis Ananda Sukarlan membawakan karya-karya khusus untuk Papua pada konser “Indonesia in Harmony” yang digelar di Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, Kamis (31/10).
Konser ini sebagai wujud syukur terhadap kondisi Papua yang aman dan damai pascakerusuhan beberapa waktu lalu.
Ananda menyampaikan, Rapsodia Nusantara, karya-karyanya yang berdasar lagu-lagu tradisional nusantara, dibuat untuk merayakan keberagaman Indonesia.
“Keseragaman kita sebagai bangsa Indonesia justru keberagaman itu sendiri,” kata Ananda sebelum memulai penampilannya.
Dari 13 lagu nusantara yang dibawakan, Ananda mememperkalkan secara khusus “Rapsodia Nusantara 24” untuk memperingati tokoh perdamaian Papua, Pater Neles Tebay, yang wafat pada April lalu. Karya ini menggubah melodi rakyat “Domidow” asal Dogiyai, Papua, tempat kelahiran Pater Neles Tebay.
“Awalnya bahkan saya tidak pernah dengar tentang Dogiyai. Kemudian saya melakukan riset dan seorang misionaris Jerman memberitahu saya notasi melodi rakyat Domidow yang kemudian menjadi Rapsodi Nusantara 24,” paparnya tentang lagu yang pertama kali dibawakan pada Ubud Writers and Readers Festival pekan lalu.
Rapsodia Nusantara 24 sejauh ini adalah nomor terakhir lagu-lagu berdasarkan melodi Nusantara yang diciptakan Ananda. Tiap nomor Rapsodia fokus ke satu atau beberapa lagu daerah dari satu provinsi di Indonesia.
“Rapsodia Nusantara telah dimainkan oleh ratusan pianis dari berbagai negara,” ujarnya.
Sebelum konser, penonton juga disuguhkan dengan pemutaran film dokumenter tentang Papua yang berjudul “Pelangi di Ufuk Timur” karya Baptista Anton, dan diskusi yang menghadirkan Aileen H Riyadi dari Yayasan Pendidikan Harapan Papua.
Mereka sepakat kedamaian di Papua harus terus dirawat demi memajukan pendidikan dan kualitas kehidupan saudara sebangsa setanah air kita di Bumi Cenderawasih.
Seperti diketahui, semangat untuk terus merawat perdamaian di Papua juga ditunjukkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih daerah Papua sebagai kunjungan perdananya setelah dilantik sebagai Presiden periode 2019-2024. Pada 28 Oktober 2019, Jokowi bahkan secara khusus meluangkan waktunya untuk meninjau sejumlah lokasi terdampak kerusuhan yang pernah terjadi di Wamena pada September lalu.
Jokowi meminta kerusuhan tidak terulang lagi di tanah Papua, termasuk di Wamena. Dia nuga menekankan, pemerintah tak hanya akan membangun kembali gedung-gedung dan fasilitas publik yang rusak, namun juga akan berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat di Wamena.
“Saya minta keamanan betul-betul kita jaga bersama-sama. Jangan ada peristiwa lagi, tapi ini jadi komitmen, jadi pengalaman empiris kita agar kejadian ini tidak lagi terjadi. Yang rugi kita semuanya, kita semuanya, baik memulihkan ekonomi, psikologis politik, semuanya,” kata Jokowi saat bertemu perwakilan tokoh dan masyarakat di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (28/10).
TAGS : Indonesia in Memory Perdamaian Papua
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin