JawaPos.com – Indonesia dan Malaysia sepakat untuk mempererat hubungan dagang, khususnya di sektor energi. Hal ini diutarakan saat Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga bertemu dengan Menteri Tenaga dan Sumber Asli Malaysia Datuk Seri Takiyuddin bin Hassandi.
“Malaysia telah lama menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia, tidak terkecuali untuk sektor energi. Untuk itu, hubungan dagang dengan Malaysia harus dipererat di masa yang akan datang,” ungkap dia dikutip, Rabu (1/6).
Sebagai negara tetangga, Malaysia merupakan tujuan ekspor dari produk energi Indonesia khususnya batu bara. “Indonesia tentu berupaya menjaga dan meningkatkan ekspor batu bara ke Malaysia. Namun, tentu dengan mempertimbangkan kebutuhan dalam negeri yang menjadi prioritas utama,” tambahnya.
Adapun, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyatakan, Malaysia merupakan target untuk tujuan ekspor berbagai produk nonmigas unggulan Indonesia. “Nilai ekspor Indonesia ke Malaysia menunjukkan nilai yang menggembirakan. Pada 2021, ekspor nonmigas Indonesia tercatat sebesar USD 10,64 miliar atau tumbuh 52,65 persen dibanding pada 2020,” imbuhnya.
Ia turut menyampaikan, surplus perdagangan antara Indonesia Malaysia masih dapat terus ditingkatkan. Pada 2021, Indonesia mendapatkan surplus perdagangan dengan Malaysia sebesar USD 2,56 miliar.
“Capaian tersebut merupakan sinyal positif dari kinerja perdagangan Indonesia. Neraca kita terus mengalami surplus, bahkan melonjak 119,2 persen pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya,”ungkap Didi.
Saat ini, sektor energi tengah menghadapi berbagai tantangan, terutama imbas dari konflik Rusia dan Ukraina. Hal ini justru bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengisi kekosongan di sektor energi, khususnya batu bara ke Malaysia.
Pihaknya pun mencatat, Indonesia merupakan negara pengekspor batu bara terbesar ke Malaysia. Pada 2021, Malaysia mengimpor batu bara sebesar RM 16,6 miliar dengan 73,8 persennya berasal dari Indonesia. Negara pengekspor lainnya adalah Australia dan Rusia dengan pangsa pasar masing-masing 17,9 persen dan 7,3persen
“Kontribusi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi di Malaysia sangat besar. Tentu hal ini merupakan pendorong bagi Indonesia untuk tetap menjaga neraca perdagangan tetap surplus dengan Malaysia,” pungkas Didi.
Credit: Source link