Indonesia Perkokoh Eksistensi Negara Maritim di Kancah Internasional

by

in
Indonesia Perkokoh Eksistensi Negara Maritim di Kancah Internasional

Menteri Perhubungam Budi Karya Sumadi (kiri) bersama dengan Ketua BPK RI Agung Firman Sampurna, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) saat jumpa pers bersama keberhasilan Indonesia meraih double winner di sidang IMO ke-31, di Kantor BPK RI, Sabtu (30/11/2019).

Indonesia berhasil mempertahankan eksistensi diri sebagai negara maritim yang diperhitungkan di kancah internasional dengan terpilih kembali menjadi anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim Internasional Kategori C periode 2019-2021 dalam sidang IMO Assembly, di London, Inggris, pada Jumat, 29 November 2019. Indonesia juga terpilih sebagai external auditor IMO untuk periode yang sama.

Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan IMO yang berisikan 40 negara dengan 3 kategori dari total 174 negara anggota IMO menunjukan pengakuan dunia atas eksistensi Indonesia di sektor maritim Internasional.

“Alhamdulillah, saya mendapatkan laporan dari London bahwa Indonesia terpilih kembali sebagai anggota Dewan IMO Kategori C periode 2020 – 2021. Dengan menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, dan terpilih Sebagai External Audit ,kita manfaatkan kesempatan tersebut untuk melanjutkan pembangunan di sektor maritim Indonesia agar dapat memberikan kemaslahatan masyarakat banyak,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi Sabtu pagi ini (30/11/2019) di Jakarta.

Menhub Budi mengucapkan selamat kepada Delegasi Indonesia atas upaya serta pendekatan diplomatisnya serta rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan sehingga Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan IMO Kategori C Periode 2020 – 2021.
Menhub Budi juga memberikan apresiasi kepada para stakeholder serta masyarakat pengguna jasa transportasi laut yang telah memberikan dukungannya selama ini.

Menurut Menhub, menjadi anggota Dewan IMO Kategori C memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan IMO yang sangat berpengaruh pada dunia kemaritiman.

Baca juga.. :

Sementara itu dilaporkan langsung dari Kantor Pusat IMO di London, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan bahwa sebanyak 139 negara memberikan suaranya untuk Indonesia dalam pemilihan anggota Dewan IMO dengan sistem voting (pemungutan suara).

Indonesia kembali menjadi anggota Dewan IMO Kategori C periode 2020 – 2021 dengan mendapatkan 139 suara dan menduduki peringkat ke-5 dari 24 Negara anggota IMO yang mencalonkan di Dewan IMO Kategori C,” ujar Dirjen Agus.

Dewan IMO kategori C merupakan perwakilan dari negara-negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis.
Dalam pemilihan Anggota Dewan ini, terdapat 168 negara anggota IMO yang hadir pada Sidang Majelis IMO ke-31, dan hanya 165 negara yang memiliki hak suara, sementara 3 negara lain dianggap tidak eligible untuk memberikan suara. Sedangkan pada pemilihan Anggota Dewan Kategori C, sebanyak 165 pemilih dianggap sah suaranya.

“Di Kategori C, Singapura menjadi negara yang menduduki peringkat pertama dengan perolehan jumlah suara sebanyak 153 suara,” ujar Dirjen Agus.

Adapun peringkat selanjutnya berturut-turut diraih oleh Malta (145), diikuti oleh Malaysia (142), Cyprus (140), Indonesia (139), Bahama (137), Afrika Selatan (136), Mexico (135), Chili (134), Belgia (133), Mesir (132), Peru (132), Moroko (131), Denmark (130), Turki (129), Thailand (127), Jamaica (125), Filipina (119), Kuwait (112), dan Kenya (111).

“Empat negara lain tidak masuk dalam keanggotaan dewan IMO kategori C, yaitu: Nigeria (110), Saudi Arabia (106), Polandia (101), dan Liberia (100). Sementara 1 negara, yaitu Qatar mengundurkan diri sebagai kandidat Anggota Dewan IMO Kategori C,” lanjut Dirjen Agus.

Dengan demikian, menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, merupakan upaya dan menjadi salah satu pencapaian Indonesia dalam mengembalikan kejayaan maritim untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sedangkan untuk anggota Dewan IMO kategori A dan B, telah pula diumumkan yang hasil lengkapnya adalah sebagai berikut:
Kategori A terdiri dari 10 negara yang mewakili armada pelayaran niaga internasional terbesar dan sebagai penyedia angkutan laut internasional terbesar, sesuai dengan jumlah perolehan suara terbanyak, yaitu Jepang, Republic of Korea, Italia, China, Yunani, Panama, Inggris, Norwegia, Amerika Serikat, dan Federasi Rusia.
Kategori B terdiri dari 10 negara yang mewakili kepentingan terbesar dalam “International Seaborne Trade”, sesuai dengan urutan perolehan suara terbanyak, yaitu Australia, Jerman, Prancis, Brazil, Spanyol, India, Kanada, Uni Emirat Arab, Brazil dan Argentina. Adapun Swedia yang pada periode sebelumnya menjadi Anggota Dewan Kategori B, tidak lagi terpilih karena jumlah suara pemilihnya berada di urutan terakhir.

Delegasi Indonesia pada Sidang IMO Assembly ke-31 dipimpin oleh Menteri Perhubungan dengan Alternate HoD Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI, Rizal Sukma dengan anggota delegasi terdiri dari perwakilan Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, KBRI London, instansi pemerintah terkait, BUMN serta asosiasi terkait lainnya.

BPK Terpilih Jadi External Auditor IMO
Pada kesempatan tersebut, selain proses pemilihan Anggota Dewan IMO, dilaksanakan pula pemilihan external auditor IMO dengan periode kerja tahun 2020 sampai dengan 2023, di mana Indonesia mengajukan diri bersaing dengan 2 (dua) negara lain, yaitu Italia dan Inggris.

Menhub Budi mengucapkan Selamat kepada BPK yang terpilih sebagai External Auditor IMO periode 2020 – 2023.
“Saya juga mengucapkan selamat kepada BPK yang terpilih sebagai External Auditor IMO Periode 2020 – 2023. Pengalaman bergengsi dua kali mengaudit lembaga Internasional pastinya menambah kepercayaan bagi negara anggota IMO sehingga secara meyakinkan mereka.mereka memberikan suaranya bagi Indonesia,” kata Menhub.
Pada kesempatan terpisah, Dirjen Agus menjelaskan, pada putaran pertama pemilihan, Indonesia berhasil mengungguli Itali dan Inggris dengan perolehan suara sebesar 64 suara, dibandingkan dengan Inggris yang mendapatkan 45 suara dan Italia yang mendapatkan 24 suara.

“Namun demikian, karena perolehan suara yang diperoleh oleh Indonesia tidak memenuhi jumlah suara minimal yang diperlukan untuk dapat terpilih, yakni 72 suara, maka dilakukan pemilihan putaran kedua,” ungkap Dirjen Agus.

Selanjutnya, pada pemilihan putaran kedua Indonesia akhirnya berhasil memperoleh suara mayoritas sejumlah 75 suara mengalahkan Inggris yang dengan perolehan 64 suara dari total 142 pemilih, di mana 3 di antaranya abstain.

Kompak
Pencapaian ganda yang diraih Indonesia dalam Sidang IMO ke-31 tersebut berkat kekompakan seluruh delegasi Indonesia, termasuk Kementerian Luar Negeri dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

“Ini memang hal yang membanggakan, karena pada saat berangkat kesana dan harus bertanding dengan negara lain sepertinya tidak mungkin menang. Tapi kekompakan kita di sana untuk bersama menyampaikan pesan tentang apa yang sudah kita lakukan membuat akhirnya Indonesia dipercaya dan mendapat pengakuan di dunia internasional,” ungkap Menhub Budi Karya dalam konferensi pers yang digelar bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua BPK Agung Firman Sampurna, di kantor BPK RI Jakarta, Sabtu (30/11).

Menhub Budi mengatakan, kedepannya juga Indonesia bisa menawarkan anak muda bekerja sebagai volunter di IMO. “Dengan harapan bisa bekerja tetap di sana,” ucap Menhub.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kemenangan ini dikarenakan adanya kekompakan di antara tiga pihak yakni Kemenhub,BPK RI, dan Kemenlu sehingga profesionalitas Indonesia dapat dipercaya dan diakui di kancah internasional.

“Kemarin kami bertiga bertemu bersama tim masing-masing dan membahas strategi pemenangan ini. Terutama untuk pemilihan external auditor ini sangat sulit karena kompetitornya Inggris (sebagai tuan rumah) dan Italia. Medannya sangat berat, tapi karena kita bersatu menyusun strategi, pada akhirnya kita dapat memenangkan pertandingan ini. Kami menurunkan full team diplomat senior yang dipimpin oleh Rahmat Budiman untuk membantu lobby menjelang pemilihan dilakukan. Karena kekompakan kita menang, bahkan kemenangan ganda sekaligus bagi Indonesia,” tutur Menlu Retno.

Sementara itu, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengucapkan terimakasih dan apresiasinya kepada Kementerian Perhubungan sebagai Ketua Delegasi di IMO dari Indonesia karena sudah bersatu dan solid untuk pemenangan Indonesia.

“Kedepannya BPK RI akan melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan kinerja IMO, sehingga diharapkan dapat mengumpulkan data dan informasi yang detail guna mendukung kemajuan maritim di Indonesia,” ujar Firman.

Tiga Fokus Kemenhub
Setelah terpilih kembali menjadi anggota dewan IMO kategori C yang memliki kepentingan khusus dalam transportasi atau navigasi maritim yang juga diupayakan untuk mencerminkan representasi dari wilayah geografis negaranya. Menhub Budi Karya mengatakan, Indonesia memiliki tiga isu yang menjadi fokus untuk dibahas di dalam Forum IMO.

Pertama tentang lingkungan hidup dengan isu sampah plastik. Kedua, berkaitan dengan SDM vokasional di Indonesia di sektor maritim yang tidak kalah dengan negara lain. Ketiga, yaitu terkait peran perempuan yang sudah banyak berbuat untuk sektor maritim di Indonesia.

Menhub Budi menerangkan ketiganya isu yang unik dan Indonesia mempunyai kepentingan akan hal tersebut, selain tentu saja masalah keselamatan dan keamanan.(Adv)

TAGS : IMO Double Winner Negara Maritim Indonesia

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/63245/Indonesia-Perkokoh-Eksistensi-Negara-Maritim-di-Kancah-Internasional/