JawaPos.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjamin industri dalam negeri mampu memproduksi kompor induksi sebanyak 15,3 juta hingga 2025. Adapun rinciannya, tahun 2022 sebesar 300 ribu, sementara 2023 hingga 2025 mampu menyuplai 5 juta kompor induksi per tahun.
“Tahun 2022, kemampuan nasional kita bisa 300 ribu pieces, dan nanti ketika ada kepastian spek dan jenis kompor induksinya beberapa perusahaan yang eksisting, yang memproduksi kompor listrik akan menambah line investasinya khusus di kompor induksi. Itu di 2023 5 juta, 2024 5 juta, 2025 5 juta,” kata Taufik Bawazier dalam RDP Komisi VII DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (23/9).
Taufiek menyebutkan saat ini baru ada satu perusahaan yang memproduksi kompor induksi di dalam negeri, yakni PT Adyawinsa Electrical and Power dengan merek Myamin. Berdasarkan hasil lelang, ia memastikan bahwa 300 ribu kompor yang akan diproduksi dan dibagikan kepada masyarakat tahun ini berasal dari PT Adyawinsa.
Sementara pada tahun 2023, ada empat produsen kompor yang akan memproduksi kompor induksi. Mereka yakni PT Maspion Elektronik (Maspion), PT Hartono Istana Teknologi (Polytron), PT Selaras Citra Nusantara Persada (Turbo), dan PT Sutrakabel Intimandiri (Sutrado).
Ia menjelaskan, saat ini seluruh industri kompor induksi sedang menunggu kepastian spek yang akan digunakan dalam program konversi kompor gas ke kompor induksi. Spek yang dimaksud salah satunya terkait dengan daya listrik.
“Secara teknikal sisi industri sudah siap, jadi tinggal nunggu kepastian spek dan juga kalo sisi daya ini ada 2 tungku. Apakah 2 kali 1.200 watt atau 1.000 watt dan 1.200 watt. Nah ini tentunya kalau liat dari postur anatomi daripada penggunaan ada 450-900 VA itu tentunya harus disesuaikan,” jelas Taufik.
Taufik merinci, jika program konversi kompor gas ke kompor induksi berlanjut pada 2023, Myamin akan meningkatkan kapasitas produksinya dari 300.000 per tahun menjadi 1,2 juta unit per tahun.
Sementara itu, Polytron dan Sutrado berencana memasang fasilitas produksi kompor induksi masing-masing sebanyak 1 juta unit per tahun. Adapun, Maspion dan Turbo akan melakukan investasi dalam produksi kompor induksi masing-masing sebanyak 300.000 unit.
“Beberapa pelaku industri lainnya pun akan memasang fasilitas produksi kompor induksi dengan total kapasitas produksi hingga 1,2 juta unit,” tuturnya.
Sebelumnya dalam kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan saat ini pihaknya masih mencari pengaturan daya untuk kompor induksi yang akan dibagikan kepada masyarakat.
Adapun rata-ratanya agar bisa sesuai dengan kecepatan memasak kompor gas, yakni di atas 1.000 watt atau berkisar 1.600-1.800 watt. “Kita lagi mencari supaya waktu masak pakai LPG terus kita ganti dengan kompor listrik induksi ini waktunya sama. Nah, udah ketemu angkanya antara 1.600-1.800 watt,” jelasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link