JawaPos.com – Industri otomotif Indonesia telah menjadi produsen dan eksportir produk unggulan di wilayah Asia-Pasifik. Tidak hanya itu, pabrikan nasional juga memegang peran strategis sebagai bagian dari rantai pasok dengan jangkauan wilayah ekspor hingga 80 negara.
Di tengah upaya eskalasi kontribusi sebagai basis produksi dan ekspor global, Indonesia kini memasuki era elektrifikasi. Hal itu bertujuan menekan emisi karbon sebagaimana ditetapkan pemerintah dalam target net zero emission (NZE) 2060. Pelaku usah menganggap perlu adanya transformasi industri maupun bisnisnya.
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan bahwa beberapa cara dapat dilakukan. Salah satunya, mengombinasikan seluruh sarana transportasi yang ada, baik massal maupun pribadi.
Transportasi-transportasi tersebut diproyeksikan dapat beralih ke teknologi-teknologi elektrifikasi seperti hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), dan battery electric vehicle (BEV), hingga hidrogen. “Baik melalui produksi baru maupun aktivitas konversi,” ucapnya.
Dengan kombinasi itu, Bob meyakini semakin banyak kendaraan yang menyumbang penurunan emisi yang lebih besar. Selain itu, tercipta ekosistem elektrifikasi baru dan kuat sehingga memberikan kesempatan bagi industri otomotif Indonesia semakin kompetitif di era elektrifikasi global.
“Transisi kendaraan elektrifikasi yang tidak tertata akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif. Kehadiran beragam teknologi kendaraan elektrifikasi rendah emisi yang lengkap melalui pendekatan strategi multi-pathway akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia berkembang. Serta, mengejar posisi sebagai pemain utama produsen serta eksportir kendaraan elektrifikasi di kancah internasional,” beber Bob.
Di samping itu, lanjut Bob, road map industri otomotif nasional harus disusun dengan memperhitungkan ketersediaan energi, khususnya SDA (sumber daya alam) tidak terbarukan. “Dukungan pemerintah di sektor transportasi melalui manajemen UIO (unit in operations) menjadi elemen penting sehingga dapat mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif nasional selama lebih dari lima dekade ini,” tuturnya.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menambahkan, pengusaha mendukung langkah-langkah pemerintah untuk memassalkan mobil listrik. Tak terkecuali mengenai wacana subsidi.
“Memang kami tidak berani berharap terlalu banyak. Kemarin saja sudah ada pembebasan PPnBM sudah luar biasa. Tetapi, kalau nanti pemerintah ingin menggalakkan supaya mobil listrik bisa lebih cepat, kita dikasih insentif ya terima kasih sekali,” ujar Nangoi.
Menurut Nangoi, berbagai kebijakan yang ada saat ini dinilai cukup memudahkan konsumen memiliki mobil listrik. “Misalnya, kebebasan pajak kendaraan bermotor dan segala macam, terus mobil masuk ke ganjil genap dibebaskan, itu sangat membantu,” ungkapnya.
TARGET KENDARAAN LISTRIK NASIONAL (2025)
Jenis Kendaraan | Volume
Mobil listrik | 125.000 unit
Mobil hybrid | 711.900 unit
Motor listrik | 2,1 juta unit
Sumber: Kemenperin
Credit: Source link