YOGYA, KRJOGJA.com – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Maret 2022 tercatat 0,77% (mtm). Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY pada 2022 berada pada level 2,95% (yoy), masih sejalan dengan sasaran inflasi yang ditetapkan sebesar 3±1% (yoy).
Pada akhir triwulan I 2022, Inflasi DIY tercatat meningkat, terutama bersumber dari relaksasi syarat penerbangan, tekanan tarif energi dan gejolak harga pangan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Budiharto Setyawan mengatakan dari disagregasinya, inflasi DIY pada Maret 2022 didorong ketiga kelompok yakni kelompok inflasi inti (core inflation), kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices), dan kelompok harga pangan bergejolak (volatile food). Dari kelompok administered prices, secara bulanan, sumbangan inflasi terbesar berasal dari komoditas angkutan udara dengan andil 0,12% (mtm). Peningkatan seiring dengan relaksasi syarat penerbangan dan penyelenggaraan event G20 di Yogyakarta
“Kenaikan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,05% (mtm) turut menekan inflasi DIY. Pemerintah kembali melakukan penyesuaian harga LPG non-subsidi per akhir Februari 2022 seiring dengan kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA) sebagai acuan harga. Meskipun demikian, untuk menjamin keterjangkauan harga bagi masyarakat menengah ke bawah, LPG subsidi 3 Kg tidak mengalami perubahan harga dengan tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) setempat,” tuturnya di Yogyakarta, Minggu (10/4/2022).
Budiharto menyampaikan untuk kelompok core inflation, andil terbesar berasal dari emas perhiasan dengan sumbangan 0,04% (mtm). Adapun kenaikan harga komoditas tersebut seiring dengan dengan meningkatnya harga emas global sebagai komoditas safe haven asset di tengah meningkatnya tensi geopolitik global akibat perang Ukraina-Rusia.
Credit: Source link