JawaPos.com-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan salah satu penyumbang utama inflasi pada September 2022 adalah komoditas beras. Komoditas ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,56 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) dengan andil pada inflasi sebesar 0,08 persen.
Adapun penyebabnya, berkaitan dengan peningkatan ongkos angkut imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan upah harian kuli panggul. “Jadi, ini lebih disebabkan karena meningkatnya transportasi. Jadi harga beras di provinsi sentra produksi saat didistribusikan mengalami kenaikan gara-gara kenaikan ongkos angkut tersebut,” kata Margo dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/10).
Kendati demikian, secara keseluruhan, penyumbang utama inflasi pada September 2022 adalah peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diputuskan pada awal September 2022. Peningkatan harga BBM ini membuat tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan antarkota, juga tarif kendaraan online meroket.
Sementara beras, meskipun ikut serta menyumbang inflasi tetapi nilainya tercatat tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan Agustus 2022. Pada Agustus, inflasi beras tercatat 1,13 persen secara tahunan.
Hal ini disebabkan, kelompok makanan, minuman dan tembakau pada September 2022 tercatat memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen. Adapun komditas yang dominan memberikan andil deflasi yaitu bawang merah -0,06 persen, cabai merah -0,05 persen, minyak goreng -0,03 persen, tomat -0,02 persen, cabai rawit -0,02 persen dan ikan segar -0,01 persen.
“Jadi inflasi di bulan September ini lebih karena kenaikan harga BBM dan juga di sektor transportasi dan mampu diredam oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi,” ujarnyanya.
BPS melaporkan laju inflasi pada September 2022 mencapai 1,17 persen secara bulanan atau month-to-month. Nilai tersebut menjadi inflasi tertinggi sejak Desember 2014. Sementara jika dilihat secara tahunan (year on year), inflasi pada September 2022 mencapai 5,95 persen. Lalu, berdasarkan tahun kalender (year to date) inflasi telah menembus 4,84 persen.
’’Inflasi September yang terjadi sebesar 1,17 persen ini merupakan tertinggi sejak Desember 2014. Di mana pada saat itu terjadi inflasi sebesar 2,46 persen sebagai dampak kenaikan harga BBM pada November 2014,” tandasnya. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link