DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 membuat perekonomian dunia terpuruk. Yang paling merasakan dampak ini adalah rakyat bawah, terutama di wilayah timur Indonesia.
Untuk mengatasi masalah ini terutama meningkatkan taraf hidup rakyat di tengah pandemi virus Corona, Kodam IX/Udayana yang mewilayahi Bali, NTB dan NTT melaksanakan program di bidang pengairan, pertanian, perikanan dan peternakan. Program ini tersebar di sejumlah titik di tiap provinsi. “Massive Water dan Farming Project, inilah nama program kami ini dan mudah-mudahan segera bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Proyek ini untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Mungkin satu-satunya jalan pertanian, peternakan dan perikanan. Kami targetkan membangun 19 pompa hidran di wilayah NTT dan Sumbawa, NTB. Saat ini 5 pompa hidran sudah dibangun. Bidang pertanian kami sedang membuka lahan di NTT dan Bali untuk ditanami porang,” ungkap Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Minggu (14/2).
Menurut Pangdam, seperti wilayah NTT dan Sumbawa, NTB, itu daerah kering. Tingkat kurangi gizi dan sakit ginjal karena kekurangan air tinggi. Ini yang menjadi perhatian khusus Mayjen Maruli dan harus dikerjakan di sana.
Sedangkan saat pandemi COVID-19, Maruli belum pernah melihat tingkat kesembuhan di atas 55 persen. Sempat 54 persen, turun lagi 52 persen. “Awal-awal saya ke sini (jadi pangdam) malah di bawah 50 persen. Setelah saya tanya dokter, perlu imun itu dihidupkan dengan nutrisi makanan yang baik,” ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah air di wilayah kering, pihaknya membuat pompa hidran. Pangdam mengaku sedih dan prihatin melihat warga di sana untuk mendapat air minum harus berjalan 1 kilometer, ada yang jaraknya 100 meter tapi jalannya curam. “Ini teknologi lama dan sudah dikerjakan 5 atau 6 tahun lalu. Tapi entah kenapa tidak jalan. Kami coba hidupkan lagi sekarang. Dengan adanya air, selain kebutuhan untuk konsumsi terpenuhi, bisa mengairi kebun,” kata Mayjen Maruli.
Selain itu sedang dikerjakan pembukaan lahan untuk pembibitan di wilayah Kupang, Mandalika dan Buleleng. Pihaknya juga membantu petani di wilayah Tabanan untuk menanam porang.
Selama ini mereka buat lima hektare saja, padahal ada lahan milik Provinsi Bali, dibantu Gubernur Wayan Koster untuk dikerjakan masyarakat dan bisa puluhan hektare. Kalau keterbatasan air bisa dengan holtikultura. “Peternakan juga kami coba bantu supaya bisa dapat telur murah. Kalau saya lihat saudara-saudara di NTT itu sudah hidup susah, pangannya mahal. Kalau kita bisa buat di situ bisa lebih murah,” ujarnya.
Di Bali perlu juga upaya ini dilakukan. Menurut Pangdam Maruli, hasil pertanian diperlukan untuk mendukung sektor pariwisata karena informasi yang diperolehnya, produk lebih banyak dari Surabaya. “Nanti kita coba tingkatkan (pertanian di Bali,” tegasnya. (Kerta Negara/balipost)
Credit: Source link