Agus mengatakan berdasarkan data yang dia terima, rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia hanya 99:1.000 orang, menjadi salah satu yang terendah di banding negara lainnya di Asia Tenggara.
“Saya lihat datanya Singapura sudah 400 per 1.000 (orang), Malaysia sudah 200, Thailand sudah 300-an sekian, Brunei sudah 700 bahkan. Ini rendah sekali rasio kepemilikan dari kendaraan bermotor roda empat di Indonesia hanya 99 per 1000 (orang),” ucap Agus di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mitsubishi incar penjualan 750 unit selama JAW, mayoritas dari Xpander
“Artinya ini merupakan sebuah potensi yang sangat sangat besar bagi pabrikan otomotif untuk melakukan investasi di Indonesia, karena kita akan juga melengkapinya, mendukungnya dengan kebijakan-kebijakan yang tentu akan pro, akan mendukung investasi mereka,” tambah dia.
Agus mengatakan saat ini pemerintah juga terus mendorong agar Indonesia masuk dalam 10 ekonomi terbesar di dunia pada 2030, yang artinya akan berdampak pada daya beli masyarakat yang semakin meningkat.
Dengan demikian, kata dia, permintaan masyarakat untuk membeli kendaraan juga akan terus terdongkrak naik.
“Jadi ini adalah waktu yang sangat tepat untuk industri otomotif masuk ke Indonesia, selain untuk mensuplai kebutuhan domestik yang saya yakin semakin lama semakin tinggi dengan rasio kepemilikan kendaraan yang sangat rendah, dan juga untuk menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor kendaraan,” kata Agus.
Industri otomotif nasional saat ini terdiri dari 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun.
Penyerapan tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung sekitar 1,6 juta tenaga kerja, dengan melibatkan banyak industri kecil dan menengah, khususnya di bidang komponen.
Adapun Nilai investasi di sektor otomotif nasional di tahun 2021 tercatat sebesar Rp22,5 Triliun atau naik sebesar 220 persen dari nilai investasi di tahun 2020.
Credit: Source link