JawaPos.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan Satgas Covid pusat menyatakan angka kasus aktif di Jateng tertinggi nasional dikarenakan delay input data. Ada data baru yang belum dimasukkan sehingga terdapat beda data hingga 3.000-an kasus.
Misalnya, berdasarkan rilis Satgas Covid-19 tercatat penambahan kasus aktif covid di Jateng per Senin (23/11) sebanyak 10.464 orang. Padahal, kasus aktif covid-19 di Jawa Tengah hingga Selasa (24/11) hanya sebanyak 7.463 kasus.
“Makanya saya kaget, katanya kita paling tinggi. Kita belum sampai ke sana. Bayangkan, bedanya banyak sekali sampai 3.000 data. Kalau besok tiba-tiba dimasukkan dalam rilis angka 3.000 itu, pasti gedhe, pasti meningkat,” kata Ganjar usai rapat evaluasi Covid-19 di Kantor Pemprov Jateng, Selasa (24/11).
Ganjar menyebut, dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020, ada 809 data delay yang ditempelkan sebagai data tambahan. Bahkan, Ganjar juga menemukan ada 18 nama yang tes sejak bulan Juni, baru dimasukkan dalam rilis tersebut.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait perbedaan data ini. Dirinya juga sudah memerintahkan jajarannya untuk melakukan clearance data dan berkomunikasi dengan pemerintah pusat agar semua data bisa dicek dengan benar.
“Kita minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Iya, terpenting bisa ditambahkan atau dimasukkan agar publik atau masyarakat bisa tahu. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian,” imbuhnya.
Target WHO
Meski demikian, ia tidak memungkiri adanya peningkatan angka kasus aktif Covid-19 di Jawa Tengah. Ganjar menyebut, tingginya kasus positif di Jateng karena tingkat tes juga tinggi. Sekarang, tes PCR di Jateng sebanyak 1.416 orang per 1 juta penduduk perminggu sudah melebihi target WHO sebanyak seribu orang per satu juta penduduk.
“Misalnya saya sebutkan, pada minggu ke-4 Oktober tes PCR Jateng 625/1 juta penduduk, naik menjadi 809/1 juta penduduk pada minggu 1 November dan sekarang mencapai 1.416/1 juta penduduk pada minggu ke-2 November. Meski kasus tinggi karena tes digencarkan, namun untuk tempat tidur, ICU masih aman. Beberapa rumah sakit juga melakukan penambahan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo membenarkan bahwa ada perbedaan data antara pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan pusat. Pihaknya mengatakan akan terus berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan itu.
Yulianto merinci, sebanyak 3.551 pasien terkonfirmasi covid-19 di Jawa Tengah dirawat di rumah sakit. Adapun 3.944 pasien menjalani isolasi mandiri.
Yuli menuturkan, ketersediaan ICU untuk pasien covid-19 masih mencukupi. Dari 402 ruang ICU untuk pasien covid-19, yang terpakai 253 ruangan (62,9 persen). Adapun total ruang isolasi RS Covid-19 sebanyak 5.124 dan baru terpakai 3.889 (75,9 persen).
Saksikan video menarik berikut ini:
Credit: Source link