JawaPos.com – Tarif KRL rencananya akan naik dari yang sebelumnya Rp 3.000 menjadi Rp 5.000 untuk 25 kilometer pertama. Sementara untuk 10 kilometer berikutnya tetap sebesar Rp 1.000. Hal itu telah dilihat dari survei berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat pengguna KRL.
Direktur Eksekutif INSTRAN Deddy Herlambang memandang, kenaikan tarif KRL sebesar Rp 2.000 tersebut sangat wajar mengingat sudah enam tahun ini tidak dilakukan penyesuaian. Hal itu juga diimbangi oleh kemampuan daya beli tiket angkutan kereta KRL.
“Sudah 6 tahun tak naik. Sudah sewajarnya tiket akan di sesuaikan. Pertama kajian dari survei kan rata-rata untuk kemampuan bayarnya sudah Rp 6 ribu keatas. Saat ini masih Rp 3 ribu,” ujarnya kepada JawaPos.com, Selasa (17/5).
Deddy menjelaskan, jika dilihat secara historis, sebelum tahun 2010 tiket KRL sempat menyentuh Rp 7.000 untuk tujuan Bogor dan Rp 6.000 untuk tujuan Serpong. Artinya, harga tersebut lebih mahal dari yang diajukan saat ini yaitu Rp 5.000 per 25 kilometer pertama.
“Dulu pernah harga tiket segitu. Kalau dulu mampu kenapa sekarang tidak,” ucapnya.
Deddy memaparkan, terdapat beberapa keuntungan atau benefit yang akan diperoleh mulai dari pemerintah, PT KCI (Persero), hingga masyarakat penggunanya. Jika tarif KRL dinaikan maka akan mengurangi subsidi pemerintah di sektor moda transportasi tersebut.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link