Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif (Foto: Andreas Gebert/Reuters)
Teheran, Jurnas.com – Pemerintah Iran mengatakan Amerika Serikat (AS) berusaha mengahasut “perang” di wilayah Teluk. Itu disampaikan setelah Washington berjanji akan melanjutkan kampanye “tekanan maksimum” pada Republik Islam.
Menteri Luar Negeri Javad Zarif mengatakan Teheran tidak akan mengadakan pembicaraan dengan Washington tetapi sebaliknya akan bertindak dengan hati-hati menyusul penyebaran perangkat keras militer AS baru-baru ini ke wilayah Teluk.
“Kami percaya bahwa tindakan Amerika Serikat tidak dapat diterima dan tidak pantas dilakukan,” katanya kepada wartawan di Tokyo, tempat ia bertemu dengan para pejabat Jepang, di Tokyo, Kamis (16/5).
“(Tapi) kami melakukan pembatasan maksimum … terlepas dari kenyataa, AS menarik diri dari JCPOA Mei lalu,” tambahnya, merujuk pada perjanjian nuklir 2015 yang diperantarai antara Republik Islam dan beberapa negara adidaya.
Tahun lalu, Presiden AS, Donald Trump secara sepihak menarik keluar AS dari perjanjian, yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi, karena menuding Iran membuat ketidakstabilan di Timur Tengah.
Sejak itu, pemerintahan Trump terus meningkatkan tekanan pada Teheran, di antaranya memasukkan daftar hitam Korps Pengawal Revolusi Iran sebagai kelompok teroris, mengurangi ekspor minyak Iran ke nol dan mengirim kapal induk AS dan pembom B-52 ke Teluk karena adanya ancaman dari Iran yang tidak disebutkan.
Sebelumnya, pada Rabu (15/5), AS mengumumkan akan menarik semua staf “tidak penting” keluar dari Irak, yang bertetangga dengan Iran. Lagi-lagi Paman Sam menyebut ada ancaman yang masuk akal dan kemungkinan akan segera terjadi”.
Pemandangan-pemandangan seperti itu menambah kekhawatiran bahwa rival lama tersebut diambang perang meskipun kedua belah pihak secara terbuka menekankan mereka tidak memiliki keinginan untuk perang.
TAGS : Iran Amerika Serikat Kesepakatan Nuklir
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/52775/Iran-Kecam-Meningkatnya-Provokasi-AS/