Pengungsi Rohingya (foto; Asian Correspondent)
Jakarta – Pemerintah Iran menyuarakan keprihatinannya yang paling dalam atas tindakan kekerasan militer Myanmar yang terus berlanjut terhadap masyarakat Muslim Rohingya.
Pada Senin (28/8), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Bahram Qasemi mendesak pemerintah di Myanmar menghentikan meronrong hak asasi manusia umat Islam Rohingya dan mengakhiri situasi tidak manusiawi serta kekerasan yang berlanjut hingga saat ini di negara tersebut.
Qasemi mendesak Myanmar melakukan pendekatan yang realistis untuk membangun perdamaian dan koeksistensi damai dengan Rohingya.
“Pemerintah Iran sangat khawatir dengan berlanjutnya pelanggaran hak-hak Muslim di Myanmar, yang berujung kematian dan memaksa imigrasi ke Bangladesh,” kata Qasemi, dikutip Financial Tribune pada Rabu (30/8).
Pemimpin Rohingya mengatakan sekitar 8.000 hingga 9.000 warga Rohingya memasuki wilayah Bangladesh sejak gejolak kekerasan pecah di Rakhine Kamis lalu. Lebih dari 100 orang terbunuh dalam serangan yang melibatkan militer Myanmar.
Kekerasan meletus pada 25 Agustus setelah puluhan polisi dan pos perbatasan di Rakhine diduga diserang kelompok yang mengklaim mengadvokasi penyebab Muslim Rohingya terhadap tindakan keras pemerintah di Rakhine.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/20971/Iran-Suarakan-Keprihatinan-Pembantaian-Muslim-Rohingya/