komandan IRGC, Brigadir Jenderal Hossein Salami (Foto: Tehran Time)
Teheran, Jurnas.com – Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), mengatakan, Iran tidak ingin perang dengan negara mana pun, tetapi siap menanggapi ancaman dari negara mana pun.
“Kami tidak mencari perang, namun kami juga tidak takut akan hal itu, tetapi di sisi lain, musuh kami tidak memiliki keinginan untuk berperang dan takut berperang,” kata Mayor Jenderal Hossein Salami, Minggu (19/5).
“Filsafat politik AS untuk menjarah negara dan membuka jalan bagi perbudakan modern dan dominasi sepihak atas nasib negara, tetapi filosofi seperti itu telah gagal,” tambahnya.
Jenderal itu mengatakan, Washington sangat sadar bahwa terlibat dalam konflik dengan Iran tidak akan menguntungkannya.
Menanggapi kesiapan angkatan bersenjata Iran untuk menghadapi ancaman, Salami mengatakan, Iran saat ini sedang dalam perang intelijen dengan AS dan musuh-musuh lainnya.
“Ini berarti campuran operasi psikologis dan cyber, gerakan militer, diplomasi publik dan intimidasi,” katanya.
Salami mengatakan, IRGC akan selalu berada di garis depan dalam mengahadapi konfrontasi dari musuh-musuh yang kelelahan dan berkecil hati yang mencari cara baru untuk mendapatkan kembali kekuasaan.
Jenderal Salami juga mengatakan, kedekatan pasukan Amerika dengan Iran telah memberi IRGC peluang untuk memobilisasi pasukannya.
“Ketika ancaman itu jauh dari kita, kita menghadapinya dalam skala strategis, tetapi ketika ancaman itu mendekati kita, kita akan diaktifkan pada tingkat operasional juga,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei melantik Laksamana Muda, Ali Fadavi sebagai komandan kedua IRGC dan Brigadir Jenderal Mohammad Reza Naqdi sebagai wakil kepala IRGC untuk urusan koordinasi.
Panglima angkatan bersenjata di bawah konstitusi, Ayatollah Khamenei, mengamanatkan kedua perwira itu dengan meningkatkan efisiensi dan kesiapan operasional Pengawal.
Bulan lalu, AS menetapkan IRGC sebagai organisasi teroris asing. Langkah ditanggapi Iran dengan mengeluarkan undang-undang yang memasukkan pasukan AS , termasuk CENTCOM, komando utama AS di wilayah Teluk Persia, sebagai kelompok teroris. (Teheran Time)
TAGS : Iran Amerika Serikat Donald Trump Jenderal Hossein Salami
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin