Bendera kebangsaan Iran. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters)
Teheran, Jurnas.com – Iran mengumumkan tidak akan lagi mematuhi Perjanjian Nuklir 2015, setelah Amerika Serikat (AS) membunuh komandan Pasukan Quds, Jenderal Qassem Soleimani melalui serangan udara di Baghdad, Irak pekan lalu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh televisi pemerintah pada Senin (6/1), mengutip Presiden Iran Hassan Rouhani yang menyebut Teheran kini akan terus meningkatkan pengayaan uranium.
“Republik Islam Iran tidak lagi menghadapi batasan dalam operasi,” kata seorang penyiar TV negara dilansir dari Associated Press.
Pasca pengumuman, Kementerian Luar Negeri AS belum mengeluarkan tanggapan apapun atas hal tersebut.
Sementara itu di Irak, anggota parlemen memberikan suara mendukung resolusi pengusiran militer asing di negara itu, termasuk 5.200 tentara AS yang ditempatkan untuk memerangi kelompok ISIS.
Menanggapi hal ini, juru bicara Kemlu AS, Morgan Ortagus mengatakan AS sedang menunggu klarifikasi Baghdad. AS juga kecewa dengan langkah itu, dan sangat mendesak Irak untuk mempertimbangkan kembali.
“Kami percaya adalah kepentingan bersama AS dan Irak untuk terus memerangi ISIS bersama,” kata Ortagus.
Para pemimpin Jerman, Prancis dan Inggris mengeluarkan pernyataan bersama pada Minggu (5/1) kemarin, menyerukan Iran untuk mematuhi ketentuan-ketentuan perjanjian nuklir, dan menahan diri untuk tidak melakukan atau mendukung “aksi kekerasan” lebih lanjut.
Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara khusus mendesak Iran untuk “menarik semua tindakan” yang tidak sejalan dengan perjanjian 2015, yang dimaksudkan untuk menghentikan Teheran dari mengejar program senjata atomnya.
TAGS : Iran Perjanjian Nuklir Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/65131/Iran-Umumkan-Bakal-Langgar-Kesepakatan-Nuklir/