Perdana Menteri Israel, Benjamin Netahanyu (Foto: Gali Tibbon/Reuters)
Jakarta, Jurnas.com – Kamal Khatib dari Komite Tindak Lanjut Tinggi untuk Warga Arab Israel menunjukkan bahwa 40 masjid dihancurkan, ditutup, atau ditinggalkan, sementara 17 lainnya diubah menjadi bar, restoran, atau museum.
Misalnya, Masjid Al-Ahmar di kota utara Safed diubah menjadi gedung konser, sementara Masjid Al-Jadid di kota Kaisarea diubah menjadi sebuah bar.
Khatib ingat bahwa masjid-masjid di era pra-Nakba penuh dengan jamaah. “Namun, setelah Nakba, masjid-masjid dihancurkan, terutama di desa-desa. Masjid-masjid lain diubah menjadi sinagog, bar, museum, kafe, atau restoran.”
Khatib menyesalkan bahwa kebijakan Israel mengabaikan sentimen umat Islam, mengutip pemakaman al-Isaaf di Jaffa, di mana kuburan dihancurkan meskipun ada protes dari warga setempat.
Khatib mengatakan pemerintah Israel telah memberlakukan undang-undang untuk menyita properti Palestina, yang meninggalkan rumah mereka.
“Knesset (parlemen Israel) mengesahkan hukum di mana Israel menyita bangunan dan properti warga Arab yang meninggalkan rumah mereka ke daerah lain,” katanya.
Israel membantah tuduhan menggunakan masjid untuk tujuan lain selain beribadah.
Pada Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan ada sekitar 400 masjid di Israel dan bahwa jumlah jamaah dua kali lipat lima kali lipat selama 25 tahun terakhir.
Namun Khatib menolak klaim Israel, dengan mengatakan Pemerintah Israel tidak pernah membangun masjid dalam sejarah negara tersebut.
TAGS : Masjid Palestina Pemerintah Israel
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/76172/Israel-Ubah-Masjid-Jadi-Sinagog-dan-Bar/