JawaPos.com – Masyarakat saat ini bisa dengan mudah menemukan kerajinan batik dalam berbagai bentuk. Seperti baju, tas, aksesori hingga sepatu. Tapi, kain batik tulis tetap menjadi primadona karena dianggap memiliki nilai di balik pembuatannya.
Bicara soal kain batik tulis, tentu tidak bisa disamakan dengan batik print buatan pabrik. Batik tulis biasanya digambar atau dilukis dengan cairan lilin malam menggunankan alat bernama canting, sehingga menghasilkan pola atau motif. Gambar pola atau motif ini dibuat sesuai daerah masing-masing, jadi tiap daerah memiliki motif khas nya sendiri.
Pembuatannya yang manual menggunakan canting memang memakan waktu cukup lama. Diketahui bisa memakan waktu sekitar dua sampai tiga bulan untuk satu kain. Oleh karena itu, harga batik tulis ini terbilang cukup mahal karena proses pembuatannya yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama.
Sehingga, melihat prosesnya yang sangat rumit dan lama, keaslian dan kualitas batik tulis mesti dijaga. Salah satunya lewat proses kurasi yang dilakukan Batik Artora.
“Proses kurasi ini kami lakukan secara menyeluruh, mulai dari pemilihan bahan baku, proses batik, dan quality control barang jadi. Dengan adanya kami sebagai kurator batik, kami harap kualitas batik tulis dapat dinikmati hingga genereasi mendatang” ujar Randy Kurniawan Santoso, pemilik Batik Artora.
Diakui Randy, batik tulis memang memiliki ketidaksempurnaan dalam proses pembuatannya. Tapi hal tersebut sangat wajar mengingat prosesnya yang masih manual dan murni dikerjakan oleh tangan.
Misalnya, penempatan warna yang tidak seharusnya, bekas pensil atau bolpen yang tidak terbatik, dan penempatan pola yang tidak tepat sering kali menjadi problem yang menganggu keindahan sebuah karya batik tulis. “Dengan adanya proses kurasi ini, problem-problem yang sering terjadi dalam sebuah kain diharapkan tidak ada lagi,” lanjut pemilik batik peraih penghargaan ‘Best in Authentic Batik Product’ pada 2019.
Selain jadi kurator dan memproduksi batik, Randy juga bekerja sama dengan pengrajin-pengrajin daerah. Hal ini dilakukan agar para pengrajin memfokuskan diri pada kualitas proses dan detail motifnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Credit: Source link