JawaPos.com–Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah Ansor mengatakan jamaah calon haji Indonesia yang meninggal sebelum puncak haji akan dibadalhajikan.
”Yang bersangkutan kita badalkan setelah keluarnya sertifikat kematian (CoD). Waktunya mulai jamaah keluar dari rumah ke embarkasi hingga sebelum wukuf,” kata Ansor seperti dilansir dari Antara di Makkah.
Namun yang menjadi kendala adalah tenaga pembadal haji adalah orang yang harus sudah melaksanakan haji. Tahun ini, hampir 75 persen petugas haji Indonesia belum berhaji.
”Karena itu solusi yang segera Daker Mekkah antisipasi kita sudah membuat identifikasi ke Daker Madinah dan Daker Bandara untuk identifikasi petugas mana yang sudah berhaji itu akan diprioritaskan jadi petugas badal haji,” ujar Ansor.
Bagi jamaah yang meninggal sebelum puncak haji dibadalkan haji secara gratis dan dikeluarkan sertifikat haji karena sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membadalkan. Hingga 12 hari pelaksanaan operasional haji 1443H/2022M terdata lima calon haji meninggal dunia di Madinah karena sakit.
Jamaah yang meninggal atas nama Suhati Rahmat Ali binti H. Rahmat asal Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) meninggal dunia setiba di Bandara Madinah dan Bangun Lubis Wahid dari Embarkasi Padang (PDG4) meninggal usai salat di Masjid Nabawi. Kemudian Bawuk binti Karso (58), asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yang tergabung dalam Embarkasi Surabaya (SUB 4), meninggal dunia saat dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, Arab Saudi.
Selanjutnya calon haji (JCH) asal Embarkasi Banda Aceh (BTJ) 1, Muslim Abdul Wahab, 51, yang meninggal di pesawat 15 menit sebelum mendarat di Bandara Madinah, Arab Saudi, Rabu (15/6). Mereka akan dibadalhajikan karena sudah mendapat surat perintah masuk asrama (SPMA) dan sudah keluar dari rumah untuk perjalanan ke Tanah Suci.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Antara
Credit: Source link