DENPASAR, BALIPOST.com – Pandemi Covid-19 tidak dimungkiri membawa pengaruh pada pertumbuhan sektor ekonomi, khususnya di Bali yang mayoritas disumbang dari industri pariwisata. Oleh karenanya, pengembangan ekonomi ke depannya diharapkan tidak hanya terfokus pada pariwisata saja, namun juga peduli terhadap sektor pertanian.
“Kenapa sektor pertanian karena kita membutuhkan produk pertanian, seperti beras. Oleh karena itu, pertanian jangan sampai ditinggalkan. Bila perlu seperti di luar negeri ada sekolah modern pertanian yang bisa ditingkatkan lagi di sini,” kata Pemimpin BNI Wilayah Bali, NTB dan NTT, IGN. Dharma Putra saat masimakrama ke Gedung Pers K. Nadha, Rabu (11/11).
Dharma Putra yang akrab dipanggil Gustra ini mengatakan, bercermin dari kondisi inilah BNI berupaya mendukung pengembangan di sektor pertanian, sekaligus dalam upaya membantu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan bank BUMN ini tertuang lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro yang salah satunya sudah terealisasi ke petani porang (sejenis umbi-umbian atau suweg). “Porang ini sangat dibutuhkan di Jepang,” ujarnya.
Menurutnya, budi daya porang bisa dari bibit. Pembibitan porang sendiri ada tiga jenis yaitu dari biji, pohon dan katak atau bintil.
Pembibitan paling cepat dari biji, sedangkan dari katak butuh waktu setahun hingga dua tahun. Namun bila dilihat dari harga hitungan per kilogramnya bisa Rp 20 ribu dan itu bisnis sangat menjanjikan. Utamanya bagi petani yang memiliki lahan tidak produktif.
Peran bank, katanya, melalui pemikronya kepada Perkumpulan Petani Porang Bali (P3B) yaitu sudah ada akad massal kredit. Realisasi untuk saat ini di Tabanan yaitu di Timpag, Bangli dan mengarah ke Buleleng.
“Tahap pertama ada 25 petani porang dan kami mencari lagi di setiap kabupaten/kota, terutama Karangasem dan Buleleng. Petani barang siapa yang berminat, bank akan bantu melalui perkumpulan petani porang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gustra menerangkan, dukungan bank di tengah pandemi salah satunya bekerja sama dengan koperasi melalui pemberian sembako bagi masyarakat terdampak. Termasuk mendukung kebijakan pemerintah melalui Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). “Khusus untuk PEN di Bali, NTB dan NTT sudah berjalan. Di Bali target per triwulan Rp 300 miliar dan kuartal I sudah terlampui,” ucapnya.
Pada kuartal II ditargetkan lebih dari Rp 330 miliar dan proses pencapaiannya sudah mencapai 80 persen lebih. Ia berharap hingga Desember 2020 bisa terlampaui di atas 100 persen. Selain itu, bank BUMN ini juga dipercaya sebagai bank penyalur Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) kepada pelaku usaha mikro maupun UMKM. (kmb/balipost)
Credit: Source link