Diskusi ISED
Jakarta, Jurnas.com – Menjelang Pilkada serentak 2020, Direktur Institute for Social, Economic, and Digital (ISED) Julie Trisnadewani mengajak masyarakat untuk lebih cerdas menyikapi isu-isu yang beredar. Masyarakat harus bijak dan tidak mudah terprovokasi berita-berita yang tersebar bebas terutama di media sosial.
“Contoh dampak negatif yang nyata mencapai puncaknya dengan fenomena hoax termasif dan terburuk sepanjang sejarah, yang terjadi pada saat Pemilu 2019,” kata Julie dalam diskusi ISED Series #1 bertajuk `2020 Digitalisasi Indonesia Outlook` di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).
“Masyarakat dengan mudah dan Ieluasanya menyebarkan meme, hoax, fitnah dan ujaran kebencian di berbagai media digital tanpa peduli konsekuensinya, baik konsekuensi hukum maupun konsekuensi sosial dan banyak hal yang lainnya,” sambungnya.
Belum lagi faham radikalisme juga banyak terdesiminasi melalui media sosial. Hal ini, kata Julie, tentu sangat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Julie, salah satu faktor masyarakat mempercayai hoax atau berita palsu lantaran kurangnya literasi mengenai pemanfaatan media digital di tengah masyarakat.
“Ini cukup sebagai pembelajaran kita semua dan perlu diantisipasi jangan sampai terjadi lagi terutama jelang Pilkada serentak 2020 mendatang,” katanya.
Masih kata Julie, Media digital semestinya dapat didorong menyebarkan keteladanan dan nilai-nilai Pancasila.
“Contoh positif yang nyata adalah pada saat terjadi bencana seperti gempa dan banjir, solidaritas masyarakat tumbuh melalui media sosial yang dimanfaatkan dengan baik untuk menolong sesama, menginfokan titik-titik lokasi yang harus dievakuasi, menggalang donasi dan sebagainya, lnilah sifat orang Indonesia yang sesungguhnya, persatuan dan gotong royong tergambar jelas,” katanya.
“Hal ini yang seharusnya banyak muncul di permukaan. Melawan hoax adalah salah satunya dengan cara membanjiri konten-konten positif di berbagai media dan menyebarkan nilai-nilai budaya asli Indonesia,” sambung Julie.
Hadir dalam acara itu, Watimpres RI, Sidarto Danusubroto, Chief Economist BNI, Ryan Kiryanto, Founder ISED, Sri Adiningsih Sri, Vice Director ISED, Wibowo Prasetyo, para founder ISED, co-founder, dewan pakar, manajemen hingga para anggota ISED.
Sekedar informasi, ISED merupakan lembaga socio-technopreneur yang bergerak dalam bidang pengkajian, pemberdayaan, pelatihan, diskusi, edukasi, survei, diseminasi, dan kegiatan lainnya yang berfokus dalam bidang sosial, ekonomi, dan digital.
Lembaga ini didirikan dengan tujuan diseminasi transformasi sosial dan ekonomi dalam lingkup ekosistem digital, melakukan kajian dan diskusi untuk mencari solusi agar perkembangan dan transformasi sosial ekonomi dalam lingkup ekosistem digital dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Kehadiran ISED juga untuk mendorong literasi digital dalam bidang sosial dan ekonomi agar dimanfaatkan secara bijak dan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia, serta memberikan masukan tentang transformasi sosio-ekonomi digital kepada semua pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat hingga pemerintah desa, dunia usaha, dan masyarakat umum.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin