Savvy commuters sendiri merupakan sebuah istilah untuk komuter yang menikmati perjalanan secara cerdas, dimana mereka akan selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan yang positif dan menyenangkan dalam perjalanan.
Keamanan dan layanan bantuan menduduki puncak daftar layanan mobilitas konseptual untuk tingkatkan kualitas pengalaman komuter; termasuk Safety and Assistance, Entertainment, dan Convenience.
Berdasarkan hasil analisa laporan, Ericsson menemukan bahwa masyarakat sangat tertarik pada fitur dan layanan yang berpotensi meningkatkan keamanan serta mengurangi tekanan (stress) pada situasi-situasi tertentu.
Sebagian besar responden menunjukkan ketertarikan yang tinggi pada fitur yang dapat membantu pengemudi melalui jaringan konektivitas.
Baca juga: Riset: Teknologi digital tingkatkan infrastruktur transportasi Jakarta
Baca juga: Bisakah “vehicle-to-vehicle” diadaptasi Indonesia lewat 5G?
Fitur tersebut nantinya akan mengumpulkan berbagai informasi dari kendaraan dan sensor-sensor yang mendeteksi bahaya dari jarak yang sangat jauh.
Lebih dari 70 persen responden yang berasal dari Jakarta menyatakan bahwa mereka tertarik dengan adanya fitur yang memungkinkan adanya fitur jarak jauh (remote access).
Selain itu, fitur yang dapat mendeteksi seorang pengemudi kehilangan fokus ketika sedang menyetir (distracted driver detection) juga sangat diminati penduduk di kota ini, dengan data ketertarikan mencapai angka 70 persen.
Pada aspek hiburan, 60 persen responden telah menunjukkan ketertarikan mereka pada prospek pengembangan fitur teknologi Augmented Reality (AR) pada aplikasi pencarian tujuan.
Dengan demikian, konsumen akan mendapatkan informasi yang lebih mendalam pada suatu peta, serta pencarian rute alternatif sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Sedangkan pada aspek kenyamanan, sebanyak 67 persen responden mengakui bahwa mereka tertarik pada fitur pengendalian kendaraan dengan suara, atau voice command.
Lebih lanjut, shared mobility, atau kendaraan yang dapat digunakan bersama dianggap sebagai moda transportasi dan salah satu cara untuk mengurangi kepadatan lalu lintas.
Sebanyak 55 persen masyarakat di Jakarta menganggap bahwa tren ini akan berkembang nantinya. Mereka berpendapat bahwa moda ini akan mengurangi kepadatan lalu lintas, membantu menjaga lingkungan, serta menghemat biaya.
Prospek kehadiran mobil otonom yang tidak memerlukan adanya pengemudi menarik perhatian masyarakat Jakarta.
Sebanyak 83 persen responden menyatakan bahwa kehadiran kendaraan ini akan berdampak pada perkembangan segi transportasi.
Meskipun demikian, sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa prospek ini tidak akan terjadi pada waktu yang dekat.
Menurut mereka, perusahaan otomotif baru seperti Tesla maupun perusahaan teknologi lainnya yang akan memiliki andil besar dalam perkembangan kendaraan ini.
Baca juga: Spektrum jadi kunci utama siapkan 5G di Indonesia
Baca juga: Akses 5G diprediksi jangkau 1 miliar orang di dunia pada akhir 2020
Baca juga: Ericsson perkirakan 220 juta pelanggan 5G hingga akhir tahun
Pewarta: A087
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link