JawaPos.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan program vaksinasi untuk lansia penting untuk dilakukan karena lansia merupakan populasi berisiko. Meski begitu, vaksinasi bukan satu-satunya strategi pengendalian Covid-19. Paling utama adalah protokol kesehatan.
Menkes Budi menegaskan pelaksanaan vaksinasi dibagi berbasis kelompok risiko. Bukan berbasis agama, bukan berbasis besarnya bayar pajak, bukan berbasis suku, bukan berbasis sektor, ini dibagi berbasis risiko orang yang paling tinggi. Mereka yang diberikan kesempatan pertama vaksinasi salah satunya lansia.
“Itu sebabnya kami berikan ke nakes. Ada 1,5 juta karena mereka adalah orang yang paling besar resikonya terpapar virus. Dan yang kedua adalah lansia dan petugas publik,” tegasnya secara virtual, Selasa (30/3).
Mengapa? Menurut Menkes Budi lansia berisiko fatal jika terinfeksi Covid-19. Bahkan kemungkinannya bisa berujung kematian. “Lansia itu kalau terpapar hampir 50 persen akan wafat,” katanya. “Lansia datanya sekarang rata-rata adalah 2 persen atau di dunia mungkin sudah 1 persen (meninggal),” jelasnya.
Menurutnya walaupun penularan Covid-19 berlangsung cepat tapi fatality rate-nya relatif lebih rendah dibandingkan dengan HIV dan TBC atau juga yang penularannya. “Risiko lansia ditulari Covid-19 hampir 50 persen. Itu sebabnya kami taruh lansia juga harus divaksinasi dengan petugas publik, petugas publik adalah definisinya orang yang memang pekerjaan sehari-hari harus bertemu dengan banyak orang,” jelasnya.
Menurut Menkes Budi, vaksinasi adalah salah satu dari beberapa hal yang kita harus lakukan untuk bisa mengatasi pandemi dan hidup normal. Selain lansia ada 17,6 juta petugas publik. Baik lansia maupun petugas publik harus diselesaikan sampai akhir Juni.
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link