Jokowi Akui Ekspor Komoditas RI Masih Kalah Jauh Dari Vietnam

JawaPos.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memandang, ekspor menjadi salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian. Namun sayangnya, dalam produk tertentu, Indonesia masih kalah jauh dengan negara lain. Sehingga ekspor Indonesia harus ditingkatkan.

Jokowi mengungkapkan, beberapa ekspor RI yang masih kalah salah satunya komoditas kopi. Pada 2019 Indonesia malah menempati urutan ke delapan dibandingkan negara lainnya seperti Brazil, Vietnam, Jerman, Swiss dan Kolombia.

“Jadi potret kita kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dengan Vietnam yang pada 2019 mencapai USD 2,22 miliar. Sedangkan kinerja ekspor kopi Indonesia tahun 2019 berada di angka USD 883, 12 juta,” ujarnya secara virtual, Jumat (4/12).

Meskipun demikian, Jokowi mengapresiasi kinerja ekspor Indonesia periode Januari sampai Oktober 2020 surplus USD 17,07 miliar. Ekspor itu berasal dari beberapa komoditas seperti kopi, garmen, dekorasi rumah, furniture, perikanan hingga makanan dan minuman.

“Kita tidak boleh cepat puas pada capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak, masih sangat besar,” imbuhnya.

Jokowi melanjutkan, Indonesia juga menjadi produsen garmen terbesar kedelapan di dunia. Namun sayangnya, pada kenyataannya Indonesia menjadi eksportir garmen yang 22 terbesar dunia.

Selain itu, Indonesia menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia, termasuk jenis kayu sengon dan jabon. Namun sayangnya, Indonesia menjadi eksportir home decor ke-19 terbesar di dunia.

“Bahkan kita kalah dengan Vietnam dan kita hanya di peringkat ke-21 terbesar dunia dalam ekspor produk furniture. Ekspornya juga masih di peringkat ke-13 dunia. Inilah fakta-fakta yang harus saya sampaikan,” tuturnya.

Jokowi menambahkan, data yang dibeberkan itu bukan untuk membuat para pelaku eksportir pesimistis. Tapi harus dijadikan sebagai acuan dan semangat bahwa banyak hal yang masih bisa diperbaiki dan harus dilakukan reformasi secara besar-besaran dari kinerja ekspor Indonesia.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link