JawaPos.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, tren penjualan industri ritel yang mengalami penurunan bukan hanya karena pandemi Covid-19. Hal ini, menurut Jokowi, terjadi akibat dari munculnya berbagai platform digital atau marketplace.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi saat meninjau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/10).
“Itu terjadi di semua negara, industri ritel turun tetapi bukan hanya karena pandemi. Karena orang sekarang masuk platform-platform digital atau marketplace dan diantar langsung ke rumah, bebas ongkos kirim,” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengakui bahwa platform teknologi telah memberi kemudahan dan kecepatan saat berbelanja. Terkait itu, ia meminta perusahaan ritel bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi jika ingin terus bertahan.
“Kalau perusahaan ritel tidak menyesuaikan perkembangan teknologi. Ya, itu yang harus dikerjakan oleh mereka,” tandasnya.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat secara bulanan, penjualan eceran turun -11,8 persen (mtm) pada Juni 2022, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Peralatan Informasi dan Komunikasi dan Makanan, Minuman dan Tembakau.
Namun, berangsur membaik menjadi -3,1 persen (mtm) pada Juli 2022, didorong oleh peningkatan penjualan kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, sub kelompok sandang serta kelompok Barang Budaya dan Rekreasi.
Kemudian, pada Agustus 2022, secara bulanan penjualan eceran bertumbuh 1,3 persen (mtm) setelah sebelumnya mengalami kontraksi selama 3 bulan berturut-turut. Adapun peningkatan pada Agustus 2022, dipengaruhi oleh sub kelompok makanan, minuman dan tembakau serta perbaikan kelompok suku cadang dan aksesori.
Sementara pada September 2022, BI memperkirakan kinerja penjualan eceran kembali mengalami penurunan lantaran dipengaruhi oleh inflasi. Mengutip hasil surveinya, secara bulanan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -0,9 persen month-to-month (mtm) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Penurunan kinerja ini terjadi dipengaruhi oleh kelompok suku cadang dan aksesori, makanan, minuman dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor. Meski begitu, kinerja penjualan eceran diperkirakan masih tumbuh positif secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada September 2022.
Ini tercermin dari perkiraan Indeks Penjualan Riil (IPR) September sebesar 200,0 atau tumbuh 5,5 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy). Kinerja positif tersebut ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok makanan, minuman dan tembakau, di tengah kuatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sandang, serta kelompok barang budaya dan rekreasi.
Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada November 2022 cenderung stabil dan Februari 2023 menurun. Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2023 tercatat sebesar 138,7 atau lebih rendah dari bukan sebelumnya sebesar 144,7.
Editor : Banu Adikara
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link