JawaPos.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, dirinya kerap mendapat laporan bahwa banyak masyarakat yang terjerat pinjaman online. Bunga yang cukup tinggi membelenggu masyarakat kelas menengah bawah sulit keluar dari permasalahan utang.
“Saya juga memperoleh informasi banyak penipuan dan tindak pidana keuangan telah terjadi. Saya mendengar masyarakat bawah yang tertipu dan terjerat bunga tinggi oleh pinjaman online yang ditekan dengan berbagai cara untuk mengembalikan pinjamannya,” ujar Jokowi secara virtual, Senin (10/10).
Menurutnya, gelombang digitalisasi yang terjadi beberapa tahun terakhir ini dipercepat oleh pandemi Covid-19. Namun, hal ini perlu disikapi secara cepat dan bijak. Terlihat dari banyaknya Indusri keuangan bank maupun non bank bank berbasis digital bermunculan. Artinya, bukan hanya bank digital tapi juga asuransi berbasis digital. Sehingga, berbagai macam e-payment pun harus didukung.
“Penyelenggara fintech terus bermunculan, termasuk fintech Syariah. Inovasi-inovasi finansial teknologi semakin berkembang. Fenomena sharing economy semakin marak, dari ekonomi berbasis peer to peer hingga bisnis to bisnis,” tuturnya.
Karena itu, manta gubernur DKI Jakarta itu mengimbau kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan para pelaku usaha dalam ekosistem ini untuk memastikan inklusi keuangan juga harus diikuti dengan percepatan literasi keuangan dan literasi digital, agar kemajuan inovasi keuangan digital memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Inklusi keuangan juga harus memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya masyarakat lapisan menengah ke bawah, menjadi solusi untuk menekan ketimpangan sosial, menjangkau segmen masyarakat yang belum tersentuh sistem keuangan konvensional,” tuturnya.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link