Jumlah Bank Menyusut, Konsolidasi Jalan Terus

JawaPos.com – Proses konsolidasi perbankan terus berjalan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kini total jumlah perbankan mencatat 107 bank dari sebelumnya mencapai 114 bank. Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) I bermodal inti di bawah Rp 1 triliun kini sudah tidak ada lagi.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK Anung Herlianto mengatakan sampai dengan Maret 2021, jumlah kantor Bank Umum tercatat sekitar 27 ribu dari sebelumnya tercatat sebanyak 34 ribu.

“Ini karena proses digitalisasi. Total 107 bank, menyusut bukan hilang ditutup, tapi ini proses konsolidasi sesuai aturan konsolidasi yang dikeluarkan OJK,” jelas Anung terkait konsolidasi perbankan.

Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK (POJK) No.12/POJK 03/2020 tentang konsolidasi Bank Umum. Nantinya, bank-bank akan dikategorikan dalam Kategori Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI).

Sementara untuk bank BUKU I sambung Anung, sudah tidak ada lagi alias hilang, karena kategori bank ini sudah naik semua. “Ternyata banyak bank BUKU I yang mampu (modal inti) naik. Kalau tidak mampu bergabung ya ada opsi untuk dijual,” katanya.

Saat ini masih ada satu bank dikategori BUKU I, yang saat ini tengah menunggu apakah akan menambah modal atau bergabung dengan bank modal besar.

“Tahun ini minimal modal bank Rp 2 triliun. Saat ini ada 40 bank berlomba memenuhi itu. Aturan OJK tidak untuk mengeleminasi bank tapi memperkuat bank, menghadapi digitalisasi memerlukan modal yang besar,” imbuhnya.

Anung mencontohkan, Bank Jago pasca konsolidasi memerlukan modal hingga Rp 8 triliun. Sementara, Neo Bank melakukan konsolidasi dengan Bank Yudha Bhakti, dan BCA mengambil Bank Royal untuk menjadi bank digital.

“OJK tidak ingin ada kegagalan di masa depan. Saat ini kebijakan OJK forward looking mencegah terjadinya kegagalan ke depan,” ujar Anung.

Diakui Anung, OJK sedang mereformasi diri. Di mana seluruh infrastruktur pengawasan hingga perizinan dilakukan dengan pemanfaatan digital mulai dari Artificial Intelligence (AI) maupun big data.

Editor : Mohamad Nur Asikin


Credit: Source link