JawaPos.com–Sebelum menawarkan pinjaman modal kepada pelaku usaha, penilaian karakter terhadap calon nasabah sangat penting. Instansi atau lembaga pemberi pinjaman harus menilai kelayakan calon penerima modal dari aspek tersebut.
Itu pula yang dilakukan Alimuddin, pendamping untuk Lokasi Layanan Pendampingan (LLP) Kabupaten Jeneponto. Dia bertugas mencari pelaku usaha kelautan dan perikanan yang layak dirangkul. ”Karakter bagus, saya yakin angsuran lancar,” ucap Alimuddin.
Lulusan S1 Budidaya Perairan Universitas Muhamadiyah Makasar, itu mengaku, sudah mengemati secara detail calon nasabah sejak kunjungan pertama. Mulai dari cara bicara, gerak-gerik, hingga konsisten tidaknya dalam menjelaskan usaha.
Berikutnya, pria kelahiran 1 Maret 1988 itu akan menelusuri usaha calon nasabah dengan cermat. Bukan hanya melihat ke lokasi, tetapi juga konfirmasi ke sejumlah tetangga atau teman yang bersangkutan.
Berdasar pengalaman, menurut Alimuddin, yang dilakukannya itu cukup efektif dalam menentukan calon nasabah yang bagus. Dari 23 pelaku usaha kelompok dan perorangan yang didampinginya, hanya satu yang sempat agak tersendat dalam membayar angsuran. Itupun karena masalah internal yang kini sudah tertangani.
”Saya WA atau telepon saja tiap bulan sebelum tanggal jatuh tempo. Saya tinggal menunggu saja mereka lapor lewat WA,” terang Ali.
Dia menambahkan, kerjanya jadi tidak perlu berlelah-lelah berkat displin para nasabah melaksanakan kewajiban angsuran. Kemampuan menganalisis karakter calon debitur tidak lepas dari pengalaman sebagai pendamping dan penyuluh. Kedua profesi itu dilakoninya selama masing-masing dua tahun, sebelum akhirnya bergabung dengan Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
Selama tiga tahun sebagai pendamping di badan layanan umum (BLU) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) itu, Ali tidak bekerja sendiri. Ada peran penyuluh perikanan.
”Semua penyuluh di Kabupaten Jeneponto saya terhubung. Program pemerintah harus sinergitas,” ujar Alimuddin.
Meski tak selalu penyuluh dinas bersamanya, sinergi tetap berjalan. Misalnya, jika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab terkait penyuluhan, dia berprinsip untuk lebih baik tidak memberikan penjelasan dan mengarahkan kepada penyuluh.
Pria asli Jeneponto itu mengaku memiliki misi untuk mengubah mindset para pelaku usaha kelautan dan perikanan agar tidak lagi terjebak tengkulak. ”Bukan dengan tekanan, tapi dibuka pikiran mereka. Kasih turun bentangan (rumput laut) banyak, tapi bayar utang juga banyak kalau ke tengkulak. Kita kasih jasa yang rendah hanya 3 persen supaya usaha mereka meningkat,” kata Alimuddin.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Credit: Source link