BANGLI, BALIPOST.com – Biaya produksi untuk beternak babi di Bangli mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan harga bahan baku pakan ternak babi yang naik.
Kondisi ini diungkapkan Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Kabupaten Bangli Sang Putu Adil, Minggu (11/4). Disebutkan, bahan pakan seperti tepung jagung naik sekitar Rp 30 ribu per 50 kg.
Sebelumnya sekitar akhir Maret lalu dirinya masih bisa membeli tepung jagung Rp 240 ribu per kilogram. Kini harganya sudah Rp 270 ribu. Kenaikan harga juga terjadi pada konsentrat, kedelai dan lainnya. “Biaya produksi sekarang jadi tinggi karena harga bahan pakan naik terus,” ujarnya.
Selain untuk biaya pakan, peternak saat ini juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk penyemprotan disinfektan secara rutin di areal kandang. Itu dilakukan sebagai upaya pencegahan agar hewan ternaknya aman dan terhindar dari paparan virus.
Jelang hari Raya Galungan saat ini Sang Putu Adil mengatakan harga babi di tingkat peternak berada di kisaran Rp 45-46 ribu per kilogramnya. Jika dibandingkan sebelumnya, harga tersebut mengalami penurunan. “Sekitar empat bulan lalu sempat Rp 50-52 ribu,” ujarnya.
Diungkapkannya bahwa para peternak di Kabupaten Bangli sudah sepakat tidak menaikan harga babi supaya semeton Bali yang merayakan Galungan bisa membelinya dengan harga terjangkau.
Kata Sang Putu Adil, pada tahun lalu harga babi sempat murah di kisaran Rp 26-26 ribu per kilogramnya. Jauh dari biaya produksi. Harga babi kembali membaik setelah populasi babi berkurang pasca adanya wabah penyakit yang menyebabkan banyak babi mati.
Meski situasi masih dalam pandemi COVID-19, peternak asal Desa Jehem, Tembuku itu mengatakan permintaan babi jelang Galungan saat ini masih normal. Cukup bagus. Tidak ada terjadi penurunan daya beli. (Dayu Swasrina/balipost)
Credit: Source link