TABANAN, BALIPOST.com – Industri kecil dan menengah (IKM) dinilai menjadi salah satu andalan ekonomi di tengah masa pandemi. Sayangnya, sektor ini juga menjadi salah satu yang paling terdampak saat pandemi ini.
Dari data yang dihimpun di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan melalui bidang industri, tercatat banyak pelaku industri yang mandeg maupun “banting setir” ke usaha lain. “Benar, di masa pandemi ini banyak pelaku industri yang sangat terpukul. IKM Tabanan ada yang bertahan, namun tak sedikit pula yang mandeg ataupun beralih ke usaha lain,” beber Kasi Aneka Industri, I Gede Wayan Sukaja seizin Kepala Disperindag Tabanan, I Gusti Nyoman Arya Wardana, Jumat (6/11).
Terpuruknya sebagian sektor industri, lanjut Sukaja, dikarenakan IKM yang dulunya eksportir kerajinan dan sandang, kini tidak lagi bisa ekspor karena situasi pandemi. Hanya saja untuk jumlah pasti IKM di kabupaten Tabanan yang masih bertahan pada 2020 ini baru bisa diketahui akhir tahun.
“Rekapan data jumlah IKM per akhir tahun baru bisa diketahui, kalau data IKM sampai akhir 2019 saja jumlahnya 945 baik formal dan informal. Yang terpuruk akibat pandemi kurang lebih setengahnya,” ucapnya.
Meski demikian, Gede Sukaja mengaku pihaknya tetap optimis IKM masih bisa terus bertahan di masa pandemi. Asalkan, mereka mau belajar hal-hal baru untuk bisa tetap mendapatkan tambahan penghasilan.
Apalagi agar pelaku industri kembali bergeliat seperti pada kondisi normal sebelum COVID. “Kami terus tanpa henti memberikan motivasi, pendampingan, baik dengan lewat media online maupun kunjungan langsung ke lapangan, serta membuatkan group IKM Perindag Tabanan untuk sharing informasi pembelajaran lewat zoom meeting (daring). Sekarang saya mengajak para petani-petani baru untuk berbudidaya nilam karena masih banyak peluang mendapatkan rupiah,” pungkasnya. (Puspawati/balipost)
Credit: Source link