JawaPos.com – Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara memasuki babak baru. PT Kayan Hydro Energy (KHE) melakukan penandatangan kerja sama investasi dengan Sumitomo Corporation Jepang untuk pengembangan PLTA berkapasitas 9.000 Megawatt dengan perkiraan investasi mencapai USD 17,8 miliar (Rp 267 triliun, kurs USD = Rp 15.000).
“Setelah penandatangan kerja sama ini kita harapkan rencana pembangunan PLTA Kayan dapat segera direalisasikan,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbicara di acara penandatanganan kerja sama PT Kayan Hydro Energy (KHE) dengan Sumitomo Corporation Jepang di Jakarta, Kamis (6/10).
Airlangga mengungkapkan Presiden Joko Widodo sangat menaruh perhatian terhadap pengembangan energi baru terbarukan (ETB). Apalagi Indonesia telah berkomitmen
menggunakan 23 persen total penggunaan energi dengan energi terbarukan pada 2023. “Untuk itu, pemerintah mendukung penuh rencana pengembangan PLTA Kayan Cascade di Kalimantan Utara ini,” katanya.
Dirut PT KHE Andrew Suryali mengatakan proyek PLTA Kayan Cascade telah dipersiapkan sejak 2011. Setelah melalui proses perencanaan dan perizinan yang cukup panjang, proyek ini siap memasuki tahapan konstruksi tahap pertama tahun depan.
Rencana pengembangan PLTA Kayan Cascade terdiri dari lima bendungan berkapasitas 9.000 Megawatt. “Saat ini masih dalam tahap pembangunan infrastruktur jalan dan diharapkan pembangunan struktur pertama sudah dapat dimulai awal 2023,” katanya.
Hingga kini belum diputuskan komposisi pemegang sahama untuk proyek PLTA Kayan Cascade. “Untuk komposisi pemegang saham, belum bisa disampaikan saat ini,” kata Andrew.
Dia mengatakan bahwa proyek PLTA Kayan Cascade saat ini memulai pembangunan infrastruktur awal bendungan yang akan berlanjut pada pembangunan pendukung bendungan dan bangunan pengelak (Diversion Channel) bendungan tahap pertama.
Andrew menyebut listrik yag dihasilkan oleh PLTA Kayan akan digunakan untuk menyuplai kawasan industri hijau yang dikembangkan PT Indonesia Strategis Industri (ISI) dan kebutuhan listrik di Pulau Kalimantan.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link