Kebijakan Rencana Impor 1 Juta Ton Beras Disoal PSI

JawaPos.com – Kebijakan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk mengimpor sejuta ton beras mendapat sorotan. Pasalnya, dalam waktu dekat para petani akan panen raya. Hal itu diperkirakan membuat harga beras dari petani jadi anjlok.

Menurut Juru bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kokok Dirgantoro, seharusnya kebijakan impor beras dilakukan secara cermat dengan memperhitungkan waktu panen.

“PSI tidak anti-impor. Tapi masalah waktu penting diperhatikan. Kita panen raya dua kali, April-Mei. Lalu, panen kembali di kisaran Oktober-November. Sampai Juni, stok kita masih aman karena ditopang panen April-Mei,” ungkap Kokok Dirgantoro dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (18/3). Jika tetap melakukan impor, kata Kokok, sejatinya dilakukan pada Juni hingga Agustus atau Desember sampai Januari.

Kokok menuturkan sejumlah fakta dengan rencana terjadi impor beras. Pertama, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani beberapa menurun. Saat ini sudah di bawah Rp 3.800 per kilogram. Angka itu merosot cukup dibanding waktu sebelumnya Rp 4.800 per kilogram pada September 2020.

“Beberapa jaringan petani yang kami kontak memberikan informasi harga gabah cenderung rendah,” kata Kokok.

Fakta lainnya, imbuhnya, jumlah produksi dan konsumsi beras Indonesia relatif seimbang dengan kecenderungan kurang. Demi ketahanan pangan, harus ada cadangan. Itulah tugas dan peran utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menyediakan.


Credit: Source link