indopos.co.id – Pelaku industri mamin (makanan dan minuman) di tengah Pandemi COVID-19 bermunculan. Beraneka ragam menu makanan dan minuman menjadi ladang baru ditengah himpitan ekonomi sulit. Entah itu sekedar ‘cemilan’ maupun makanan siap saji. Semuanya berupaya keras berada paling depan menjadi daya tarik di tengah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Tak sekadar di Jakarta namun di daerah penyangga ibu kota. Semuanya berbaris rapi di tepi jalan. Ada yang sekadar bermodalkan gerobak, maupun booth franchise. Adapula yang bermodalkan besar dengan membangun ruko atau menyewa ruko dipinggir jalan.
Maklum dalam kondisi pademi, strategi ‘perang’ paling ‘mapan’ dipastikan paling depan dalam menarik hati penikmat kuliner. Tentunya, menumenu yang disajikan pun tak hanya sekadar menarik di mata. Mampu merasuki kedalam lidah sang pelanggan menjadi strategi paling ampuh di medan pertemuan saat perut lapar.
Tak salah, beragam menu western hingga minuman kekinian dikemas dengan harga murah menjamur disetiap jalanan maupun pusat berbelanjaan. Kedai Pena salah satunya. Berbeda pada bisnis F&B (Food and Beverage) pada umumnya.
Kedai Pena tak sekadar meghadirkan minuman kekinian. Kedai yang berada di Jalan Serua Raya, Bojongsari, Depok Jawa Barat itu mengemas makanan tradisional menjadi makanan yang enak dinikmati semua kalangan. Bukan sekadar kelas menengah bawah, kalangan milenial yang jarang mengkonsumi makanan traditional pun bisa mampir dan merasakan sensasi kuliner Jawa Timuran.
“Kedai pena menghadirkan menu makanan khas jawa timuran,” ujar Ryma Novia Ulfa, pemilik restoran Kedai Pena kepada INDOPOS.
Tak Mau ikut-ikutan dan latah, Kedai Pena punya strategi tersendiri dalam menarik pelanggan F&B. kedai yang usianya terbilang baru dalam dunia F&B ini mengangkat menu makanan tradisional Jawa Timur.
Pilihan menu yang disuguhkan sang empunya adalah, Pecel Pincuk Madiun, Soto Lamongan, Tahu Gunting Surabaya, Tahu Tek Surabaya dan Rawon Surabaya. “Untuk sementara ini ada lima varian menu yang menjadi suguhan kami,” ujarnya.
Untuk urusan konsep restoran. Kedai Pena terbilang cukup unik. Kedai yang dimiliki pasangan Dosen dan Jurnalis ini mengabungkan rumah makan dengan sentuhan coffee. Layaknya sebuah restoran di mall, dalam ruangan yang berukuran 3×12 meter. Ryma menghadirkan sebuah bar khusus yang disiapkan untuk minuman.
Sebuah Televis plasma berukuran 51 inch berada tepat di belakang mini bar. Televisi plasma tersebut menampilkan tayangan para pembeli yang menikmati kuliner di areal kedai. Tentunya degan slide yang menampilkan aktivitas pembuatan menu yang disajikan hingga harga.
“Idenya dari suami, kebetulan suami saya juga dekorasi event,” kata perempuan kelahiran Lumajang, 7 November 1988 itu.
Menariknya lagi, Harga yang dijual di kedai pena relatife murah. Untuk urusan perut, pelanggan hanya merogoh kocek Rp12 ribu untuk menu Pecel Pincuk Madiun, sedangkan harga Soto Ayam Lamongan Rp13 ribu, Tahu Tek dan Tahu Gunting Surabaya Rp15 ribu satu porsi dan menu Rawon dibandrol Rp20 ribu.
Bagaimana rasanya, kedai yang memiliki akun instagram @sikedaipena ini sepertinya tak mengumbar janji. Beberapa pelanggan yang pernah mencicipin hidanganya mengaku tak salah memilih makanan di kedai pena.
“Pecel dan rawonya mantap. Sambelnya jos,” ujar Redaktur pelaksana liputan6.com, Telni Rusmitantri.
Bahkan, reporter Media Indonesia yang sempat mencicipi pecel pincuk mediun mengakui bumbu pecel yang disajikan di atas sayuran memiliki rasa yang berbeda. “Rasanya pas buat lidah saya, saya orang jawa pas banget,” ujar Retno.
Konsep Kekinian dengan Fasilitas Coffee Espresso
Meski terbilang baru di industri Food and Beverage. Kedai Pena tak setengah hati dalam memanjakan pelanggannya. Tak sekadar menghadirkan makanan khas Jawa Timuran seperti Pecel Pincuk Madiun, Soto Lamongan, Tahu Gunting Surabaya, Tahu Tek Surabaya dan Rawon Surabaya. Kedai pena juga memiliki mesin kopi espresso dengan beragam jenis kopi yang bisa di mix dengan topping menarik.
“Untuk minuman kita memang tak jauh beda dari rumah makan pada umumnya. Namun yang memedakan kita memiliki areal khusus buat yang suka ngopi,” kata Ryma.
Menggunakan mesin Ferrati Ferro FCM3605, Kedai Pena seakan ingin memanjakan pelanggannya dengan racikan kopi yang memang kini naik daun. Dan tentunya kopi yang disajikan pun sesuai dengan pilihan.
“Kami ingin pelangan tak sekadar menikmati menu makanan khas jawa timur, tapi kalau mereka suka kopi mereka bisa nongkrong di sini,” katanya.
Untuk menikmati secangkir coffe espresso, Ryma mengaku harga yang dijual kepada pelanggan cukup murah yakni kisaran Rp4–8 ribu dengan beragam menu kopi yang tersedia. Dan bagi pelanggan tetap yang kerap menikmati makanan, Kedai pena memberikan free untuk secangkir coffee espresso.
Wow… Lantas adakah menu yang lainnya, dilihat dari daftar menu, sedikitnya 25 menu minuman yang layak di coba. Penasaran datang saja ke kedai Pena.(ash)
Credit: Source link