Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mendorong keterlibatan desa dalam upaya menguatkan ketahanan budaya, melalui program Desa Pemajuan Kebudayaan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Hilmar Farid mengatakan, program ini bertujuan menemukan kembali potensi yang dimiliki desa, sehingga masyarakat dapat mengembangkan dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan melalui ekosistem budaya.
“Harapan kami ke depannya program ini dapat menjadi pintu masuk untuk perangkat desa dalam membuat kebijakan desa yang berbasis kebudayaan,” kata Hilmar dalam konferensi pers daring pada Jumat (14/8).
“Saat ini adalah momen yang tepat untuk kita kembali ke desa, menguatkan ketahanan budaya desa sebagai mendorong pembangunan yang berkelanjutan,” sambung dia.
Menurut Hilmar, desa menyimpan kekayaan budaya lokal yang perlu digali, dilestarikan, dan diwariskan. Setiap desa memiliki cerita sejarah, objek pemajuan kebudayaan, dan cagar budaya, namun sayang belum dioptimalkan.
“Desa adalah kekuatan kita yang paling kecil. Ketika budaya desa maju, maka Indonesia akan maju juga karena kebudayaan nasional adalah kumpulan dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di desa, menyatu menjadi Indonesia,” tegas Hilmar.
Dijelaskan, Program Desa Pemajuan Kebudayaan akan dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan, antara lain Bincang Santai Seri Temukenali Budaya Desaku, Lomba Cerita Budaya Desaku, dan Pendampingan Pengembangan Potensi Masyarakat Desa di Bidang Kebudayaan.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan menjelaskan, program ini dapat menjadi sarana untuk mengembangkan ekosistem budaya di desa, demi tercapainya pemajuan kebudayaan di berbagai lapisan masyarakat.
Lebih lanjut Restu Gunawan menuturkan, peserta lomba adalah komunitas atau kelompok yang berada di desa.
Komunitas atau kelompok inilah yang diharapkan menjadi penggerak di masing-masing desa untuk bersama-sama dengan seluruh warga desa mempertahankan rasa memiliki akan budaya lokal, kemudian melestarikannya untuk generasi selanjutnya dengan cara mengembangkan dan memanfaatkannya.
Sesuai dengan syarat dan ketentuan lomba, peserta diminta untuk mengirimkan tiga jenis karya yang merupakan satu kesatuan saling mendukung, yaitu narasi yang dilengkapi foto dan video Ketiga karya ini di kemudian hari akan menjadi data kekayaan budaya desa yang nantinya akan menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan.
Video Cerita Budaya Desaku yang diunggah peserta ke youtube menjadi bukti eksistensi suatu kebudayaan desa yang dapat menjadi media pewaris ke generasi penerus, atau sebagai salah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki suatu desa.
TAGS : Kemdikbud Ketahanan Budaya Hilmar Farid
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/77103/Kemdikbud-Libatkan-Desa-Kokohkan-Ketahanan-Budaya/