Plt Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemdikbud Supriano (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com – Plt Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Supriano menilai, kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) secara daring akan mampu menghemat anggaran.
Hal ini disampaikan saat meresmikan Program Diklat Daring Masif dan Terbuka (Didamba) Angkatan Kedua, pada Senin (13/4) kemarin yang diinisiasi oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Kemdikbud.
“Kalau ini menjadi kebiasaan kita ke depan, diklat ini nanti tidak perlu lagi kita kumpul-kumpul, mungkin bisa dengan jarak jauh. Dengan begitu akan ada penghematan waktu maupun anggaran,” ujar Supriano dalam konferensi video bersama awak media.
Kendati demikian, Supriano juga menyadari bahwa saat ini masih ada kendala yang dihadapi di lapangan, khususnya daerah yang belum terjangkau dengan interet.
Karenanya dia menegaskan bahwa Kemdikbud terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (kominfo) dan Kementerian Desa, untuk memaksimalkan pembangunan infrastruktur pendidikan di seluruh Indonesia.
“Mendikbud berharap dengan situasi seperti saat ini agar kita semua bergotong royong, artinya di mana ada kesempatan untuk membangun infrastruktur dan sebagainya, itu kita lakukan bersama,” terang dia.
Selain mendapatkan model pelatihan daring yang berbasis teknologi, lanjut Supriano, guru harus terus berinovasi dan harus diberi motivasi agar meningkatkan kompetensinya dalam penggunaan teknologi.
“Teknologi bukanlah pengganti guru, karena guru tidak akan terganti, melainkan gunakan teknologi sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran. Itu yang harus kita garis bawahi,” tutur Supriano.
Sementara Kepala PPPPTK IPA, Enang Ahmadi, menyampaikan bahwa untuk Angkatan 2 terdapat 9,200 pendaftar, sementara yang bisa diakomodasi saat ini berjumlah 936 peserta.
“Untuk saat ini jaringan infrastruktur masih terus dikembangkan dan untuk 936 peserta ini nantinya ada 17 jenis mata diklat dan nanti akan terus kami kembangkan. Untuk Angkatan 2 Tahap 1 dimulai sejak 13 April sampai 1 Mei 2020,” papar Enang.
Dijelaskan Enang, ada dua tahap yang harus dilalui oleh para peserta, yakni teori pada tahap pertama, dan praktik pada tahap kedua dengan durasi masing-masing selama tiga minggu.
“Seluruh peserta yang memenuhi syarat akan mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau Surat Keterangan bagi setiap tahap yang diikutinya,” jelas Enang
Tersedia 17 kelas daring bagi para peserta, yaitu 1) Pemanfaatan ISPRING untuk Pembelajaran IPA Interaktif; 2) Kelas Blended Learning IPA dengan Edublog; 3) Digital Tools pada Pembelajaran STEM Materi Ekosistem; 4) Analisis dan Penyusunan Soal Pilihan Ganda Berbasis Kompetensi Ilmiah; 5) Pemanfaatan Whiteboard Animasi dalam Pembelajaran IPA; 6) Pemanfaatan Software Tracker dalam Pembelajaran Fisika; 7) KTI Guru Biologi; 8) Pemanfaatan Media Digital sebagai Sumber Pembelajaran IPA; 9) Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja; 10) Pembelajaran Perubahan Lingkungan Berorientasi HOTS; 11) Komunikasi dalam Pembelajaran; 12) Covid-19 dan Pembelajaran Jarak Jauh; 13) Dasar-Dasar Robotika; 14) Penggunaan Bahan Alami sebagai Indikator Asam Basa melalui Pembelajaran Siklus Belajar SE; 15) Suhu dan Kalor; 16) Pemanfaatan Teknologi/Media Digital dalam Pembelajaran IPA Berbasis Computational Thinking; dan 17) Penggunaan Media Pembelajaran PhET pada Materi Energi SD dan SMP.
TAGS : Dirjen GTK Supriano Diklat Daring Kemdikbud
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/70548/Kemdikbud-Sebut-Diklat-Daring-Lebih-Hemat-Anggaran/