Kotak suara (Foto: Antara)
Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerinda Ferry Juliantono angkat bicara terkait kemenangan kotak kosong melawan pasangan calon Munafri Arifuddin dan Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Makassar di Pilkada Serentak 2018. Kemenangan itu dinilai Ferry sebagai bukti perlawanan dari rakyat.
“Kotak kosong ini gambaran tentang perlawanan rakyat,” ucap Ferry dalam sebuah diskusi bertajuk `Pilkada, Kotak Kosong dan Pilpres` di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6/2018).
Ferry lebih lanjut memprediksi kemungkinan alasan dari kekalahan Appi-Cicu. Menurut Ferry, bisa saja lantaran faktor kedekatan pasangan calon dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
“Karena yang dilawan ialah calon yang punya kedekatan pak JK. Bahkan katanya menantunya Pak Aksa Mahmud itu. Jadi ini bukan domainnya Bawaslu, tapi terdapat kemungkinan adanya, di situ mungkin saja bisa terjadi penggunaan kekuasaan atau instrumen birokrasi atau apapun. Itu ternyata menang,” kata Ferry.
Berdasarkan perhitungan cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) kalah dari kotak kosong dalam pemilihan walikota Makassar. Meski masih menunggu pengumuman resmi dari KPU, Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Soemarsono membenarkan hal tersebut.
“Iya benar (kotak kosong unggul). Makassar saya kira hampir dipastikan kolom kosong menang. Cuma angka pastinya harus masih nunggu KPU. Di atas 50 persen, ini atas dasar hitung cepat,” ujar Soemarsono saat dikonfirmasi, Rabu (27/6/2018).
TAGS : Kotak Kosong Pemilu Makassar
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/36948/Kemenangan-Kotak-Kosong-Bentuk-Perlawanan-Rakyat/