JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan sejumlah langkah sebagai antisipasi potensi lonjakan kasus dan mutasi COVID-19 yang ditemukan di daerah.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, momen libur panjang seperti
libur lebaran saat ini bisa berpotensi terjadi lonjakan kasus COVID-19 sebanyak 30 hingga 80 persen. Hingga saat ini, secara tempat tidur untuk isolasi COVID-19 ada 70 ribu dengan
keterisian mencapai 20 ribu. “Jadi masih ada buffer cadangan sebanyak 50 ribu atau 250 persen dari keterisian tempat tidur isolasi,” ujar Menkes Budi dalam jumpa pers virtual di YouTube Sekretariat Presiden usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (17/5).
Adapun untuk ICU, Menkes Budi menyebut, Indonesia memiliki 7.500 tempat tidur ICU untuk pasien COVID-19. Hingga kemarin, yang sudah terisi sebanyak 2.500 kamar. “Mudah-mudahan pasca Lebaran libur panjang kenaikannya tidak akan setinggi itu sehingga cadangan untuk tempat tidur baik isolasi maupun ICU tidak usah sampai penuh,” kata Menkes.
Dia juga memastikan, obat-obatan juga dilengkapi dan stok-stok obat-obatan di rumah sakit diisi. Demikian juga tenaga-tenaga kesehatan sudah dipersiapkan.
Menkes secara khusus menghimbau masyarakat agar tetap disiplin menerapkan protokol
kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) serta mematuhi
ketentuan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM Mikro). Menkes juga meminta jajaran pemerintah daerah untuk terus meningkatkan upaya 3T (tracing, testing, dan treatment).
Berdasarkan panduan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, rasio tes minimal adalah satu per seribu orang per minggu untuk setiap unit terkecil, sehingga untuk Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa harus dilakukan sekitar 40 ribu tes
Covid-19 dalam satu hari. “Protokol kesehatan dan protokol PPKM Mikro harus terus dijalankan, terutama terkait penggunaan masker. Tracing-nya 15 kontak erat dalam waktu 72 jam, dan testing–nya juga kalau bisa dilakukan sebanyak-banyaknya, tidak usah takut kelihatan banyak, itu lebih baik karena kita bisa mendeteksi adanya pergerakan mutasi baru,” kata Menkes Budi. (Agung Dharmada/Balipost)
Credit: Source link