“Pentingnya ekosistem kendaraan listrik ini untuk melibatkan industri kecil dan menengah, terutama untuk komponen-komponen (EV). Sayang sekali jika komponen-komponen (yang seharusnya bisa diproduksi sendiri) masih kita impor,” kata Gati dalam sebuah seminar di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Mobil listrik masih terbatas, peluang investasi EV terbuka lebar
Lebih lanjut, Gati mengatakan bahwa keterlibatan industri kecil dan menengah pun tak lepas dari peran para talenta di baliknya. Maka dari itu, ia berpendapat, sumber daya manusia dalam negeri tak semata-mata dinilai dari sisi akademis saja, namun juga dari keterampilan (skill) di bidang tersebut, serta konsistensi yang harus dibangun terus-menerus.
“Yang paling penting saat ini adalah pelatihan, bukan cuma secara akademis, namun juga skill. Masalah saat ini adalah konsistensi dari kualitas dan jumlah produksi (dari IKM). Ini penting dan menjadi perhatian untuk melatih, mendampingi pekerja sehingga terus konsisten,” ujar dia.
Adapun Gati menambahkan, pihaknya telah melibatkan banyak kementerian/lembaga untuk bekerja sama memberikan pendidikan dan pelatihan bagi IKM. Hal ini ditujukan agar IKM terus berkembang dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) pun bisa tercapai, tak terkecuali untuk ekosistem kendaraan listrik.
Ia memaparkan, tujuannya adalah meningkatkan produksi dalam negeri; penghematan devisa negara; meningkatkan kesempatan kerja; meningkatkan utilisasi nasional yang pada akhirnya tingkatkan efisiensi industri hingga mampu bersaing di pasar dunia; dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri melalui optimalisasi belanja pemerintah.
Baca juga: Ketua MPR apresiasi Gubernur Bali dan NTB pelopori kendaraan listrik
Gati mengatakan, pihaknya telah melakukan pilot project kendaraan listrik di daerah pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) karena dinilai memiliki peluang pengembangan EV. Menurut dia, dengan adanya aktivitas pariwisata yang menggunakan EV, diharapkan penggunaan transportasi tersebut pun akan semakin luas dan berkembang pesat.
“Jika diberikan kesempatan pada IKM untuk memproduksi komponennya, itu (akselerasi kendaraan listrik) pasti bisa dilakukan. Sekarang adalah bagaimana kita bisa memberikan kesempatan itu,” kata Gati.
“Kalau pasar sudah terbentuk, SDM-nya juga harus sudah siap, sehingga mampu memproduksi dengan baik, dengan jumlah yang baik dan terus meningkat,” imbuhnya.
Baca juga: Bamsoet ajak masyarakat migrasi gunakan kendaraan listrik
Baca juga: Ioniq 5 dinobatkan salah satu dari 10 sistem mesin terbaik di Wards
Baca juga: Korea Selatan targetkan ambil 12 persen pasar EV dunia pada 2030
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link