JawaPos.com – Per 30 Januari, penerapan program subsidi tepat secara menyeluruh (full cycle) untuk penyaluran BBM jenis biosolar bersubsidi berlaku di seluruh wilayah Jawa, Madura, dan Bali. PT Pertamina menyebut implementasi pengaturan kuota itu diharapkan bisa meringankan beban subsidi pemerintah.
Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) Deden Mochammad Idhani mengatakan, perluasan implementasi tersebut dilakukan setelah evaluasi uji coba yang dimulai akhir tahun lalu. Pihaknya menilai banyak pengendara yang masih mencoba untuk mengakali penerapan saat penyaluran tidak merata.
”Contohnya, Mojokerto yang sudah menerapkan full cycle memang biosolarnya menurun. Tapi, kota dan kabupaten yang bertetangga justru meningkat karena kedatangan konsumsi yang seharusnya di Mojokerto,” paparnya dalam media briefing di Surabaya kemarin (18/1).
Dengan pertimbangan itu, pihaknya memutuskan segera memeratakan implementasi pengaturan tersebut. Pemerataan dilakukan dalam dua gelombang. Terdapat 19 titik di Jatim dan 5 titik di Bali yang bakal menjadi peserta gelombang pertama pada 26 Januari. Kemudian, 11 titik di Jatim dan 4 titik di Bali pada 30 Januari.
Jika ditambahkan dengan delapan titik yang lebih dulu melalui uji coba pada akhir tahun, artinya 38 kota/kabupaten di Jatim dan sembilan kota/kabupaten di Bali bakal menerapkan subsidi tepat biosolar. ”Kebetulan wilayah kami termasuk dalam rencana Pertamina untuk meratakan penerapan full cycle di seluruh Pulau Jawa, Madura, dan Bali pada akhir Januari,” kata dia.
Dia menegaskan, masyarakat dan pengusaha transportasi tak perlu panik dengan pengumuman tersebut. Seperti uji coba sebelumnya, pihaknya masih menyiapkan kebijakan toleransi bagi pengendara yang belum mendapatkan kode QR. Petugas bakal memasukkan nomor polisi di kendaraan mereka. Namun, kuota yang didapatkan hanya 20 liter untuk sekali pengisian.
Sesuai Surat Keputusan Badan Pengatur Hilir Migas Nomor 04/2020, kuota pembelian biosolar kendaraan roda empat pribadi mencapai 60 liter per hari. Kemudian, kendaraan roda empat umum bisa mendapatkan 80 liter biosolar per hari dan kendaraan dengan enam roda atau lebih bakal mendapatkan kuota biosolar 200 liter per hari.
”Kami harap sistem ini bisa mendorong pengendara mendaftarkan kendaraan mereka. Dengan begitu, kami bisa menyalurkan biosolar lebih tepat,” imbuh Sales Branch Manager I Surabaya Pertamina Patra Niaga Muhammad Faruq.
Dia mengatakan, kuota yang diberikan harus disesuaikan dengan aturan yang sudah dibuat BPH Migas. Jika akhirnya melebihi, pengendara dipersilakan membeli BBM mesin diesel nonsubsidi.
Pada kesempatan yang sama, Sales Branch Manager II Mojokerto-Jombang Pertamina Patra Niaga Agung Surya Pranata mengatakan, upaya tersebut seharusnya bisa meringankan beban APBN dalam waktu dekat. Sebab, saat ini rasio subsidi sudah sangat berat. Satu liter BBM nonsubsidi mencapai 2,5 liter BBM subsidi.
Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Timur Putra Lingga Tan mengatakan, populasi angkutan barang berbagai ukuran di Jatim mencapai 26 ribu kendaraan. Namun, sebagian besar pengendara truk belum paham teknologi sehingga bakal bingung saat dimintai prosedur digital. ”Kalau Pertamina sosialisasi langsung ke kami, kami bisa memberi tahu anggota agar segera didaftarkan,” jelasnya.
Namun, hal tersebut tak berarti pihaknya tidak mendukung program tersebut.
Credit: Source link