MANGUPURA, BALIPOST.com – Kabupaten Buleleng tak kalah kaya sektor pertaniannya. Namun, pengelolaannya harus lebih serius dan terpola seperti adanya kepastian pasar dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) pertanian agar mampu memproduksi produk pertanian yang berdaya saing.
Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Prof. Wayan Suartana mengatakan, rencana kerja Pemkab Kabupaten Buleleng Tahun 2021 disebutkan berbagai program khususnya dalam pertanian dan pariwisata akan bersinergi dengan berbagai pihak. Program prioritas ini ditargetkan merata di seluruh kecamatan di Buleleng. Program realistis yang dimaksud di sini apakah menyangkut pasar dari produk tersebut yang penuh dengan ketidakpastian. “Sektor pariwisata memang tidak mendominasi struktur perekonomian Buleleng. Tapi, sektor ini mempunyai dampak yang besar karena adanya migrasi lokal,” ujar Suartana, Minggu (25/4).
Menurut Suartana, sektor pertanian dan perkebunan sebetulnya menjadi andalan Buleleng. Khusus produk pangan harga relatif stabil tetapi untuk produk pertanian berorientasi ekspor sangat tergantung dengan harga komoditas dunia. “Pandemi jelas berdampak pada ekonomi Buleleng. Dengan demikian, dibutuhkan inovasi untuk menggerakkan ekonomi-ekonomi kelembagaan seperti Bumdesa dan LPD,” katanya.
Di samping itu, kata dia, juga dibutuhkan infrastukrur digital untuk mengembangkan jejaring agar produk-produk unggulan Buleleng dapat terserap di luar Bali. “Kalau selama ini ke industri pariwisata, sementara beralih dulu ke non-industri pariwisata yang notabene banyak berada di luar Bali,” ujarnya.
Ia mencontohkan, petani cengkeh dapat melakukan perjanjian kerja sama (PKS) dengan pabrik-pabrik rokok. Di sektor perikanan juga terbentang luas dengan mendorong hadirnya investor-investor yang potensial. Perikanan juga cukup menjanjikan bagi Buleleng. Dengan adanya jalan short cut dapat lebih menurunkan biaya-biaya ekonomi dan distribusi lebih lancar. “Peluang-peluang seperti ini perlu dimanfaatkan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan target jangka pendek mereduksi kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terlalu dalam dan mengerem laju angka kemiskinan,” katanya memaparkan.
Suartana menegaskan, Pemkab Buleleng harus melakukan pemetaan sehingga pemulihan ekonomi lebih cepat dilakukan. Buleleng harus jeli melihat peluang dan berikthiar memaksimalkan potensinya dengan kebijakan inovasi yang efektif. Program-program dari pemerintah pusat dalam bentuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), padat karya dan hibah lainnya hendaknya secara rutin dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga bertata kelola yang baik dan efektif. “Buleleng bisa mengkapitalisasi human capital (profesional pariwisata yang pulang kampung, red) menggerakkan produktivitasnya disertai struktur, regulasi dan kebijakan yang ramping serta sense of crisis,” tegasnya. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link