JAKARTA, KRJOGJA.com – Masih banyak peternakan ayam potong dan restoran cepat saji di Indonesia yang abai terhadap kesehatan lingkungan dan kesejahteraan hewan ternak. Demikian diungkapkan Rully Prayoga, Manajer Kampanye Indonesia di WAP di Jakarta, Jumat (27/8 2021). Webinar bertema Menakar Komitmen Bisnis Fast Food di Indonesia dalam Memastikan Kesejahteraan Hewan Ternak Sesuai Standar secara virtual.
Sebagian besar daging ayam yang disajikan di restoran cepat saji (QSR) berasal dari ayam yang tinggal di lingkungan sempit dan tandus, lembab dan kadang tanpa sinar matahari. Tidak sedikit ayam yang pincang dan luka kulit karena mereka tinggal di kandang yang sempit dan berdesakan.
Metode peternakan intensif juga sering mengandalkan penggunaan antibiotik rutin sebagai solusi cepat untuk menjaga hewan yang stres dan sakit tetap hidup. Laporan WHO pada 2020 menyebutkan penggunaan antibiotik yang berlebihan ini memicu krisis bakteri kebal (superbugs) mematikan yang membunuh lebih dari 700.000 orang per tahun.
Kasusnya terus meningkat. Tidak hanya ayam-ayam ini yang menderita, kesehatan manusia juga terancam. Bulan lalu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menerbitkan laporan berjudul Laporan Pengujian Daging Broiler Resistensi Antimikroba di Jabodetabek.
Credit: Source link