Meski punya keterbatasan fisik, M Wahyono semangat jadi guru mengaji (Foto:Tribunnews).
Batang – Keterbatasan fisik dengan tidak memiliki tangan dan kaki tak menyurutkan semangat Mohammad Wahyono agar dirinya bisa bermanfaat bagi masyarakat maupun lingkungannya.
Wahyono (20), warga Desa Kambangan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, patut menjadi teladan pada manusia yang memiliki kesempurnaan fisik karena dirinya tanpa pamrih memberikan pendidikan keagamaan, yaitu sebagai guru mengaji.
“Saya tidak mengajar mengaji Alquran, tetapi berusaha belajar bersama agar selalu mendekatkan dengan Sang Khalik yang menciptakan kita,” katanya saat ditemui di rumahnya, Sabtu.
Meski menyandang difabel, semangat belajar Mohamad Wahyono tidak pernah mengenal menyerah walapun dalam mengarungi hidupnya saja sulit.
Pada usia 13 tahun, Mohamad Wahyono yang akrab dipanggil Gus Ahmad belajar agama di Pondok Pesantren Boja Kabupaten Kendal dan ponpes lainnya.
Dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, dia dibantu oleh kakaknya, Sahudi, yang selalu siap mengantar kemana pun dengan menggunakan kursi roda dan digendong jika akan menghadiri majelis pengajian.
Ketegaran dan kekuatan iman yang selalu dipegang dirinya dalam mengarungi hidup menjadi Mohamad Wahyono hidup dalam kesederhanaan. Dia berprinsip manusia hidup ini bisa bermanfaat bagi manusia lainnya.
“Cobaan hidup adalah sebagai ujian keimanan bagi manusia sehingga manusia harus dapat menghadapi segala rintangan yang ditakdirkan oleh Allah sebagai pencipta alam ini,” katanya.
Pada 2015, seorang hafiz Al Quran asal Amerika Serikat Youssef Edghouch memangku Wahyono saat berkunjung ke pesantren di Indonesia. Adegan ini kemudian difoto disebarkan di dunia maya. Foto Wahyono dan Youssef menjadi viral di media sosial.
Youssef juga merupakan imam di salah satu masjid besar di Amerika. Ia banyak meraih penghargaan tingkat nasional dan internasional sebagai pembaca dan penghafal Quran.
TAGS : Wahyono Difabel Guru Ngaji
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin