indopos.co.id – Masih mengupas kediaman pasangan Bram Simatupang, 35, dan Anastasya Gunawan yang bergaya Victorian-Nusantara di Sektor IX, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Setelah membahas lantai satu, kali ini, menapaki beberapa anak tangga menuju lantai dua dan tiga, serta ruang tambahan atau ruang santai.
Untuk lantai dua terdapat kamar tidur utama, kamar mandi utama, kamar anak, kamar mandi anak, dan ruang keluarga. Bagian ruangan yang pertama kali dituju setelah menaiki anak tangga dari lantai satu adalah kamar tidur utama sebagai tempat istirahat pasangan muda tersebut.
Ruangannya seluas 6×6 m2. Di dalam kamar itu juga banyak terdapat ornamen, aksesoris, perabotan vintage dan custome. Untuk perabotan, sang pemilik menghadirkan langsung dari pengrajin asal Jepara, Jawa Tengah (Jateng) seperti tempat tidur, lemari hias, kaca rias, dan sebagainya.
Untuk mengatur sirkulasi udara dan cahaya matahari agar cukup masuk ke ruang kamar, Bram dan Anastasya menempatkan tiga jendela terdiri dari satu berukuran besar dan dua kecil.
Untuk ornamen dan aksesoris, terdapat satu hiasan foto dengan tema hitam-putih dan rak buku custome bergaya Rustic. Di rak itu tertata apik sejumlah barang-barang unik dan klasik seperti hiasan penyelam, jam weker, mahkota, dan lainnya.
Nah agar semakin memperindah kamar, diletakkan vas bunga yang diisi batang rotan dipadu daun pisang yang terbuat dari eceng gondok. Terdapat pula sejumlah lilin di meja buffet.
Untuk dekorasi atap kamar dipilih corak kayu asli atau gaya Rustic dengan menggunakan Vinyl. ”Pilihan corak itu saya lihat dari pinterest (pinterest.com, Red),” ujar Bram.
Dari kamar tidur, ada ruang penghubung menuju kamar mandi. Di ruang penghubung itu, ditaruh hiasan lantai dari kulit sapi utuh asal Malang, Jawa Timur (Jatim). ”Karpet kulit sapi yang kami peroleh dari pengrajin lokal di Malang,” jelas ayah seorang putri, Giana Aubriella, 4.
Selain karpet kulit sapi, di ruangan yang dibalut tiga jendela itu juga diisi furniture dan ornamen lainnya seperti meja buffet, pot plus tanaman, foto-foto.
Sebelum menuju kamar mandi, terdapat lorong yang di sisi kanannya ada kaca besar. Di balik kaca tersebut terdapat lemari pakaian. Sementara untuk kamar mandi, Bram dan Anastasya masih menerapkan tema natural dengan penggunaan batu alam di dinding kamar mandi, termasuk bagian wastafel. ”Kita pilih batu supaya tidak berlumut, kita pernis,” ujar Bram.
Di ruang kamar tersebut juga diatur dengan baik sirkulasi udara dan cahaya matahari. Sedangkan bagian bathtub disusun rapi dengan menempatkan beberapa ornamen unik seperti lilin biasa, lilin aromaterapi, bunga-bunga hias artifisial, dan sebagainya.
Keluar dari kamar tidur utama, terdapat ruang keluarga seluas 5×3 m2. Desain ruangan ini juga ke arah natural dan bergaya Indonesia. Di sisi kanan-kiri televisi LED ditempel dua daun pintu jadul khas Jogjakarta. Di deket televisi juga disusun rak dengan vas kecil berisi bunga artifisial dan anyaman eceng gondok.
Khusus sirkulasi udara dan cahaya dipasang pula jendela besar yang terbagi atas empat daun pintu. ”Kalau pagi cahaya matahari berada depan rumah, jika sore ada di belakang rumah. Jadi suhu ruangan tidak begitu panas,” jelas Bram.
Sementara agar ruangan menjadi lebih alami, di sisi kiri terdapat beberapa pot berisi tanaman hidup seperti karet kebo, tales, monstera, philodendron, dan lainnya. Selain diletakkan kursi kulit warna coklat memanjang, alas lantai juga diletakkan karpet bulu berwarna putih.
Beranjak ke kamar anak yang berada di sebelah kamar tidur utama dan ruang keluarga, suasananya berbeda. Ini lantaran penerapan dekorasi kamar seluas 4×3 m2 itu mengesampingkan unsur klasik.
Bahkan lebih cenderung ke arah modern dan cerah. Untuk wallpaper menggunakan paduan warna biru, kuning, dan pink, sedangkan tempat tidur warna putih. ”Dinding kamar kita gunakan cat yang gampang dibersihkan pakai air. Karena biasanya anak-anak suka mencoret dinding,” ujar Bram.
Di depan kamar anak, terdapat kamar mandi anak yang berukuran lebih kecil dari kamar mandi utama. Di bagian shower, dindingnya dibalut batu alam. Lalu di dekat wastafel, disusun sejumlah hiasan bunga artifisial dan aksesoris lainnya.
Ruang Kerja dan Santai
Untuk menuju lantai tiga dan ruang santai harus melalui kamar tidur utama. Konsep lantai tiga atau ruang kerja sebenarnya mengambil sisa atap. Sebab, bentuk atap tidak sepenuhnya kotak. ”Ini karena ruangan mengambil bagian atap yang miring, jadi nggak simetris. Luas ruangan juga tidak terlalu besar, sekitar 5×3 m2,” jelas Bram.
Di ruangan tersebut, disusun meja dan kursi untuk kerja dengan dihiasi vas bunga artifisial. Nah agar mempercantik ruangan, ditempatkan beberapa ornamen dan furniture antara lain ukiran kayu, rak buku, lukisan Bali, sofa custom dari Jepara untuk istirahat, serta foto-foto keluarga, dan sebagainya.
Ada hal unik untuk mengatur sirkulasi udara dan cahaya matahari. Sang pemilik memasang jendela dengan dua daun pintu di belakang kursi kerja. Sekilas jendela tersebut mirip dengan pintu pada umumnya lantaran bagian bawahnya langsung menyentuh lantai.
Sementara untuk menuju ruang tambahan harus menapaki delapan anak tangga yang terbuat dari kayu. Konsep ruangan ini lebih memanfaatkan space di bagian menara. Ruangan berukuran kecil, sekitar 2×2 m2 itu berlantai kayu dan tidak ditempatkan perabotan. Hanya beberapa hiasan dinding dan anyaman ecenng gondok.
Selain untuk relax, ruangan ini juga dapat membantu mengatur sirkulasi udara ke lantai tiga. ”Ruangan itu bisa lebih ke arah santai. Dengan beberapa jendela, angin cukup banyak. Mau tidur pun enak,” tandas Bram yang juga lulusan Universitas Indonesia (UI).
Tempat santai juga disediakan di luar bangunan bagian atas. Di areal itu terdapat gazebo. Nah untuk menuju ruang outdoor tersebut cukup menapaki anak tangga di depan kamar tidur utama.
Sementara itu untuk lebih lengkapnya bisa singgah ke alamat Instagram (IG) milik Bram di @casagiana. (mdo)
Credit: Source link